Artinya, terdapat korelasi antara perilaku siswa dan tindakan merokok. Golongan perokok berat memiliki tendensi untuk berperilaku buruk dibanding mereka yang tidak merokok.Â
Jika demikian, bukankah perilaku merokok merugikan siswa dan mereka yang terpapar?
Bayangkan seorang ayah perokok, bukankah zat racun bersarang dalam paru-paru anak seumur hidup. Asap-asap rokok berterbangan di udara, sementara anak-anak sejak kecil berpotensi mengidap penyakit berbahaya.
Tahukah orangtua jika asap rokok yang bersarang di paru-paru anak pada usia di bawah 10 tahun akan selamanya berada disana?
Pada rentan usia 1-10 tahun, organ tubuh tidak memiliki kemampuan untuk mengeluarkan racun. Paparan asap rokok dan kontaminasi mikroplastik telah menyebabkan ancaman penyakit serius pada anak.Â
Hal ini bermula dari perilaku buruk mereka yang merokok. Apakah itu ayah perokok, remaja usia sekolah, atau orang dewasa yang mengibarkan asap di tempat umum.
Siapa yang paling dirugikan?
Ibu-ibu hamil beresiko mengalami kecacatan pada janin, atau melahirkan bayi dengan imun tubuh yang buruk. Embrio yang sedang berkembang dalam perut seorang ibu dapat tertular ragam penyakit akibat perilaku buruk perokok.Â
Sebuah jurnal dengan judul "dampak kesehatan anak pada periode embrio, janin, bayi, dan usia sekolah dengan ayah perokok"Â cukup untuk membuka mata perokok.Â
Hasil penelitian menunjukkan kemungkinan keguguran, persalinan prematur atau berat badan rendah pada bayi dengan ibu terpapar rokok saat hamil.Â
Para ayah perokok aktif seringkali abai akan peringatan berbahaya. Padahal, paparan asap rokok memungkinkan penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan ketika anak memasuki usia remaja.Â