Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Eksperimen Lari 150 Kilometer dalam 30 Hari

2 September 2024   18:51 Diperbarui: 2 September 2024   18:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 1 Agustus 2024, saya melakukan satu eksperimen. Percobaan ini tiada lain untuk melihat sejauh mana lari setiap pagi bermanfaat bagi tubuh. Untuk itu, saya memaksakan diri untuk semaksimal mungkin lari setiap pagi.

Dua hari yang lalu eksperimen ini selesai, 30 hari dengan jarak 150 kilometer. Saya juga melakukan satu eksperimen yang lain, yaitu berhenti minum kopi dan minuman berpemanis. Tantangan ini juga selesai dengan baik.

Lalu, apa yang saya dapat dari dua percobaan ini? let's get into it!

Sebagai gambaran pembanding saja. Saya biasa berlari minimal 5 kilometer sebanyak 2-3 kali perminggu. Total jarak yang biasanya saya capai adalah sekitar 60 kilometer/bulan. 

Nah, setelah saya berhenti minum kopi dan stop gula, hasilnya diluar ekspektasi saya. Awalnya saya hanya ingin melihat stamina tubuh jika berlari setiap hari. Alhasil, saya malah keblablasan di angka 150 kilometer. 

Dari total 31 hari di bulan Agustus, saya konsisten berlari 21 kali. Beberapa hari pernah berhenti sejenak karena aktivitas yang tidak bisa digeser. Tapi, saya cukup puas dengan hasil eksperimen ini. 

Tangkapan layar via Huawei Health|dokpri
Tangkapan layar via Huawei Health|dokpri

Tubuh Lebih Kuat

Satu hal yang saya amati selama 30 hari adalah meningkatnya performa tubuh. Lari pagi sangat ampuh untuk ladang energi bagi tubuh. Rasa lelah tidak mudah datang walaupun sudah beraktivitas sepanjang hari.

Hal ini sama sekali sulit saya dapat tanpa rutin lari pagi. Kemungkinan besar karena aliran darah lancar jadinya oksigen dalam tubuh tersalurkan dengan baik.

Alasan lain juga bersebab makanan yang saya konsumsi. Selama 30 hari saya rutin makan buah, sayur, dan telur kampung setengah matang. Selain itu, saya rutin mengkonsumsi air kelapa muda.

Dibandingkan beberapa bulan yang lalu, saya aktif setidaknya minum segelas kopi per hari. Setelah berhenti minum kopi dan minuman apapun yang manis, saya merasa jauh lebih berenergi.

Selama 30 hari juga saya sudah menyelesaikan lari 10 kilometer sebanyak empat kali. Sesuatu yang hampir tidak mungkin saya lakukan beberapa bulan yang lalu.

Kalau dulu lari 5 kilometer terasa sangat berat, kini lari 10 kilometer terasa seperti 5 kilometer. Energi dalam tubuh seperti datang silih berganti.

Tidur lebih Maksimal

Dengan bermodal smartwatch, saya menganalisa data tidur selama 30 hari ini. Kualitas deep sleep semakin meningkat setelah rutin lari pagi.

Deep sleep sangat penting untuk reparasi sel tubuh. Jadi, bukan masalah berapa jam tidur yang kita dapat, tapi lebih kepada seberapa banyak deep sleep yang mampu tubuh kita hasilkan.

Kualitas tidur dengan kuantitas deep sleep lebih besar memberi efek positif pada organ tubuh. Dengan jumlah deep sleep lebih besar, seseorang terlihat lebih sehat dan juga lebih muda.

Ternyata, setelah rutin lari pagi, saya jadi lebih mudah bangun di pagi hari tanpa bergantung pada alarm. Seakan-akan tubuh saya sudah mengaktifkan alarm sendiri. Biasanya sebelum jam 5 pagi, saya sudah tersadar. Walaupun sesekali tidak langsung terbangun.

Artinya, tubuh saya sudah membangun jam khusus yang menyesuaikan dengan kebiasaan yang sudah terbentuk selama 30 hari. Bahkan, setiap pagi saya merasa jauh lebih segar dari biasanya.

Rasa Lapar Berkurang

Percaya atau tidak, saya tidak merasakan lapar di pagi hari saat terbangun. Selama 30 hari melakukan eksperimen ini, saya hanya minum air putih atau sedikit makan buah sebelum lari pagi.

Alhamdulillah tubuh saya sama sekali tidak lelah walau harus menempuh jarak 10 kilometer tanpa jeda sedikit pun. Saya lari dengan kecepatan 5-6 menit/kilometer. Setelah selesai berlari, saya baru makan 30-60 menit kemudian.

Saya juga tidak berhasrat untuk makan kue atau apapun. Cukup segelas air kelapa muda dan sesaat kemudian dua telur kampung setengah matang, energi kembali bertambah dua kali lipat.

Setiap kali selesai lari, saya merasakan perbedaan besar pada nafsu makan. Saya cukup menghabiskan sepiring nasi dengan porsi sayur yang banyak. Sesudahnya saya tidak tertarik untuk makan apapun. 

Seakan tubuh saya memiliki tempat penyimpanan makanan yang besar, sehingga tidak perlu makan berulang kali. Sebelum percobaan ini, saya sangat cepat terasa lapar dan tergerak mencari makanan beberapa kali dalam sehari.

Apakah rasa lapar berkurang karena tubuh dapat mengolah makanan lebih baik ?

Saya tidak tahu pasti jawabannya. Yang jelas, saya merasa jauh lebih sehat dan segar sepanjang hari. Rasa kantuk pun tidak pernah datang di siang hari. Malamnya saya bisa dengan mudah tertidur.

Pola makan saya selama 30 hari berubah total. Saya hanya tertarik makan buah lebih banyak dan tidak ingin minum selain air putih dan sesekali teh panas tanpa gula. 

Sungguh! saya merasa lega melihat hasil yang menakjubkan ini. 

Saya akan terus melanjutkan eksperimen ini sampai bulan ketiga (90 hari). Semoga saja saya akan tetap konsisten untuk menjaga makanan dan melanjutkan lari pagi dengan jarak yang lebih jauh. 

Selama ini, saya hanya bisa membayangkan jarak 100 kilometer lebih. Ketika saya disiplin dan konsisten lari pagi, ternyata hasilnya melampaui perkiraan pikiran. 

Ini juga pelajaran berharga yang saya dapat dari eksperimen selama 30 hari. Everything is possible ! Ya, semua itu mungkin terjadi jika kita benar-benar serius melakukannya. 

Kadangkala, kita ragu dengan kemampuan diri sendiri dan merasa pesimis. Padahal kalau dicoba, kita bisa melampaui apa yang sebelumnya hanya sebuah mimpi belaka. 

Saya sendiri bahkan pernah terjangkiti Hepatitis saat masa kuliah akibat sering begadang. Namun, tekad hidup sehat jauh lebih besar dari rasa takut yang mungkin ada di pikiran saya. 

Akhirnya, saya bisa menyelesaikan sebuah eksperimen untuk merubah kualitas hidup. Olahraga sederhana seperti berjalan atau berlari tidak memerlukan modal besar. Modalnya hanya kemauan saja! 

Mau hidup sehat, perbanyaklah berjalan. Jangan anggap sepele gaya hidup tidak sehat. Hindari makanan cepat saji, minuman berpemanis, dan makanan bertepung.

Mulailah hidup dengan disiplin diri dan lihatlah perbedaannya. Tidak ada yang tidak mungkin! Just try it out first!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun