Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negara Subur, Rakyat Meninggal saat Antre Makanan

15 Agustus 2024   16:33 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi driver ojol antri|sumber: https://otomotif.kompas.com

Apakah tidak ada yang melihat? jelas banyak!

Pemerhati lingkungan sudah memperingati. Tidak berhenti disana, puluhan video membuka mata yang melihat. Lalu, semua dibantah dengan dalih kekuatan ekonomi dan peluang yang sayang jika diabaikan.

Kelaparan bukan kosakata yang mudah dipahami oleh mereka yang menjajah. Begitulah konsekuensi dari ketamakan yang terus berpindah. Dari satu jabatan ke jabatan lain, berganti untuk menikmati.

Antrian panjang di sebuah kafe kerap terlihat oleh para pejuang keluarga. Mereka menahan lapar untuk mengenyangkan perut yang lain. Negara tidak melihat mereka sebagai rakyat, namun penggerak ekonomi.

Begitulah hidup di negara kaya raya. Semua harus berjuang mati-matian untuk bisa hidup. Tidak perduli dengan segala resiko. Keadilan hanya slogan yang rajin diucapkan oleh politisi yang ingin menjilat kursi-kursi empuk.

Bangunan megah dibangun di tengah isu kelaparan rakyat kelas bawah. Itulah kesejahteraan dalam ketamakan penguasa.

Padahal, ribuan desa membutuhkan perhatian. Sekolah, jembatan, dan fasilitas umum menanti perbaikan. Pejuang ekonomi tertutupi oleh dinding-dinding tinggi yang dibangun dari hasil memeras.

Rakyat menjerit tapi sulit terdengar. Ketika datang waktunya, mereka mengemis dengan sembako dan paket lainnya. Isu kemiskinan menjadi aset jual beli untuk perolehan suara. Kursi-kursi mewah begitu mudah merusak ideologi dan hati.

79 tahun sudah bendera merah putih berkibar di tiang-tiang rumah penduduk. 79 tahun sudah isu kemiskinan berkibar seakan enggan pergi.

Lagi-lagi, tanah yang subur belum mampu menyuburkan kehidupan rakyat Indonesia. Sebaliknya, makanan berlimpah di meja-meja berisikan orang-orang 'hebat'. Mereka menikmati makanan sambil membahas pemberantasan kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun