Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Remaja dan Pengaruh Gim Online, Bagaimana Peran Orangtua?

15 Agustus 2024   12:16 Diperbarui: 15 Agustus 2024   17:32 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di beberapa keluarga, seorang ayah menghadiahkan smartphone canggih bagi anak gadisnya. Idenya bagus, agar anak sedari kecil terbiasa dengan teknologi. 

Namun sayang, orang tua tidak mampu mencerna efek penggunaan smartphone bagi kognitif anak. Ketika anak kemudian mengalami speech delay atau lambat bicara, orang tua mencari solusi dengan membawa ke psikiater. 

Alasan sibuk memang sering diutarakan orang tua. Apalagi jika keduanya bekerja dan sulit membersamai anak. Ya, belikan sebuah smartphone, lalu isikan video atau paket internet agar anak mudah 'diatur'.

Bertahun-tahun anak lelap dengan layar smartphone. Secara intelektual, mereka terlihat cerdas dan aktif. Ada yang beberapa bulan fasih berbiacara bahasa Inggris dan bisa berhitung. Orang tua senang dan turut bangga melihat perkembangan anak.

Mereka lupa bahwa ada kecerdasan yang lebih penting untuk diserap anak, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Keduanya tidak didapat dari smartphone.

Lalu, ragam masalah datang belakangan. Anak sulit berkomunikasi dengan orang lain dan condong menarik diri dari pergaulan. Mereka aslinya bukan intovert, tapi magnet smartphone menyebabkan sinyal otak mereka melemah.

Di beberapa kasus, anak-anak seperti ini terlihat pasif dan sulit diajak berdiskusi. Hormon Dopamin yang mengalir deras saat menggunakan smartphone sudah meretas perkembangan kognitif anak. 

Tidak heran, di sekolah remaja boleh jadi terkesan berprestasi, tapi interaksi sosial mereka ternyata begitu rapuh. Jangan tanyakan rasa simpati pada mereka. Uang jajan berkurang sedikit saja, mereka tidak mampu menahan nafsu.

Begitulah akibat penggunaan gadget berlebih. Hormon endorpin diproduksi di luar ambang batas. Regulasi emosi anak-anak remaja terganggu dan fokus belajar menurus signifikan. 

Banyak orang tua tidak menyadari jika hidup tanpa smartphone jauh lebih baik untuk anak. Kecerdasan emosional dan sosial adalah dua modal kesuksesan anak di masa depan.

Jangan menukar masa depan anak dengan smartphone. Ajarkan mereka untuk hidup dengan nilai dan prinsip. Berikan contoh yang baik tentang makna waktu. 

Manajemen waktu dimulai dari pembiasaan kecil di dalam rumah. Diantaranya, bangun lebih awal, membereskan barang milik pribadi, dan menyusun jadwal kegiatan setiap hari.

Sebagai penutup tulisan kali ini, coba renungkan apakah kita sebagai orang tua sudah menfungsikan rumah dengan prinsip yang tepat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun