Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kamala Harris Calon Presiden AS, Apakah ada Program Makan Siang Gratis?

22 Juli 2024   20:55 Diperbarui: 22 Juli 2024   21:31 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar| marketwatch.com

Biden mengumumkan pengunduran diri sebagai bakal calon presiden AS selanjutnya. Nama kamala Harris disebut sebagai pengganti kuat Biden untuk melawan Donald Trump. 

Sontak, dukungan buat Kamala Harris datang dari beberapa donatur. Diantarannya mereka yang dulunya menggelontorkan dana pada kampanye trump.

Bahkan, donasi bagi Kamala sudah mencapai angkat $42 juta, setara 730 milyar. Pertanyaannya, apa kelebihan Kamala sehingga banyak yang menyumbang dana untuk menaikkan elektabilitas pada pemilu November nanti?

Atau, mungkinkah ada kepentingan di balik pengangkatan Kamala Harris sebagai kandidat presiden AS berikutnya? publik belum sepenuhnya tahu taktik demokrat untuk meraup suara terbanyak. 

Calon Kamala bukan pemain baru yang mudah ditaklukkan. Partai Republik tetap menjadikan Trump sebagai kandidat terkuat. Hanya saja, wakil pilihan Trump masih sulit dipastikan. Kuat kemungkinan, calon wapres memiliki sisi positif yang sangat menguntungkan partai Republik. 

Akankah ada program pamungkas seperti makan siang gratis ala Prabowo-Gibran?

Biden secara resmi mendukung Kamala saat mengumumkan pengunduran diri sebagai kandidat pemilu November 2024.

 "I want to offer my full support and endorsement for Kamala to be the nominee of our party this year. Democrats -- it's time to come together and beat Trump. Let's do this."t

Endorsement langsung dari Biden menguncang publik di Amerika. Kamala Harris terlahir dari sosok ayah seorang professor di kampus ternama Amerika. 

Josh Shapiro yang merupakan gubernur Pennsylvania memberi dukungan pada Kamala. Jelas saja, dukungan dari Josh sangat menguntungkan Demokrat. Pennsylvania tergolong swing state, dimana suara pemilih sulit ditebak namun menjadi kunci pemenangan.

Media kelas kakap, Reuters, bahkan menyentil istilah "black woman" dan "racism" sebagai senjata ampuh melawan Trump dari partai Republik. 

Apakah mungkin Biden telah turun pamornya semenjak debat kandidat beberapa saat yang lalu?

Isu perang dan hutang dalam negeri AS juga menjadi sorotan media yang berpihak pada Trump. Sangat masuk akal jika Biden tetap maju, maka dikhawatirkan kalah telak dari Trump. 

Media barat menyoroti perihal pergantian pemain baru ini. Mereka sepakat dengan satu hal, yakni Kamala Harris akan meneruskan apa yang sudah diprogram Biden. 

Toh, dana pemilu sudah disiapkan dari awal. 100 hari adalah waktu yang cukup untuk satu kandidat baru yang sudah dikenal publik mendampingi Biden. 

Jika Kamala menang, akankah lebih banyak perang dan intervensi kebijakan?

Sebaliknya, kalau Trump berhasil menduduki White House, mungkinkah Amerika kembali dengan prioritas penguatan ekonomi dalam negerinya dan aturan ketat pada imigran?

Ya, semua mungkin saja terjadi! yang tidak mungkin terjadi adalah anggaran makan gratis disunat untuk kepentingan makan siang pejabat. 

Terserahlah!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun