Pertanyaan ini penting untuk dijawab oleh pendidik di sekolah. Pelajaran tentang kesehatan tidak masuk ke dalam prioritas kurikulum. Padahal, semua anak bisa merdeka dari penyakit diabetes kalau saja mereka tahu jenis jajanan tidak sehat.
Di universitas, banyak mahasiswa yang tertarik mengambil jurusan ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu gizi. Pemahaman tentang kesehatan dipahami oleh segelintir orang saja, sementara rumah sakit kewalahan menampung pasien dengan keluhan yang sama.
Mata pelajaran khusus tentang makanan dan minuman sehat sewajarnya masuk ke sekolah melalui kurikulum merdeka. Jangan sampai anak merdeka belajar, tapi mereka masih dijajah oleh makanan dan minuman kemasan.
Masyarakat tidak mungkin menutup pabrik minuman dan makanan kemasan. Tentu itu mustahil dilakukan! Namun demikian, perilaku hidup sehat yang sudah terbentuk membuat pabrik-pabrik makanan dan minuman berbenah.
Kalau mereka tidak mengikuti pola konsumsi masyarakat, maka bersiaplah menutup pabrik selamanya. Jadi, hukum ekonomi jelas berlaku, supply and demand. Kalau permintaan makanan dan minuman tidak sehat masih besar, pabrik tetap akan memproduksi dalam skala besar.
Ini adalah tugas kolektif dan kerja kolaboratif. Orangtua, guru, masyarakat sama-sama perlu membangun kesadaran hidup sehat. Dimulai dari merubah pola pikir ke arah yang lebih baik dengan tidak lagi mengkonsumsi minuman kemasan yang merugikan tubuh.
Lantas, apa peran pemerintah?
Ya, seperti yang saya utarakan di atas. Hadirkan mata pelajaran kesehatan di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah. Membangun kesadaran hidup sehat butuh waktu dan kerjasama semua pihak. Jangan berharap banyak pada obat-obatan jika mau terhindar dari penyakit ganas.
Rubah kebiasaan hidup dan bijaklah dalam memilih makanan. Perhatikan jajanan anak dan berikan pemahaman yang baik tentang makanan dan minuman sehat pada anak. Mulai dari rumah dan sekolah, lalu secara kolektif bersatu bersama masyarakat.
Label kandungan gula bukan solusi jangka panjang. Ayo mulai dari keluarga, diawali dari ayah dan ibu. Ingat! pabrik makanan dan minuman kemasan akan terus memproduksi barang untuk mencapai target keuntungan.
Siapa yang dirugikan?