Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Literasi Digital Anak, Persiapan Menuju Indonesia Bebas Kebocoran Data

6 Juli 2024   08:54 Diperbarui: 8 Juli 2024   13:21 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Literasi digital pada anak| freepik.com

Di era digital, orang tua perlu mengajarkan anak perihal keamanan data. Tentu tidak seperti bagaimana orang dewasa memahaminya. Banyak cara dan pendekatan sederhana yang bisa diterapkan dalam keseharian berinteraksi dengan anak.

Akses smartphone pada anak dewasa ini cukup memprihatinkan. Membiarkan anak tenggelam dalam dunia digital tanpa aturan memberi celah terjadinya kebocoran data. 

Untuk itu, orang tua mesti mengenalkan anak pada istilah-istilah yang kerapkali muncul ketika membuka aplikasi sejenis game. Dunia anak adalah dunia bermain dan uji coba. Bagi mereka, keamanan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Literasi Digital pada Anak

Hal-hal kecil bisa berdampak baik jika dimulai dengan tepat. Sebelum menyerahkan smartphone pada anak, ajarkan beberapa istilah sederhana pada mereka. 

Biasanya, anak kecil dengan rentan umur 1-3 tahun sangat mudah menekan apa saja yang muncul di layar smartphone. Orang tua perlu berhati-hati ketika membiarkan anak mengakses smartphone. 

Bukan mustahil, data pribadi tersebar karena ulah anak. Oleh karenanya, pilihan terbaik adalah tidak membiarkan anak memegang smartphone kecuali benar-benar diawasi.

Idealnya, di umur dua tahun anak sudah layak diajarkan istilah digital. Sebelum membiarkan anak mengakses smartphone sendiri, secara bertahap ajari mereka lingkup aplikasi yang boleh dibuka. 

Jadi, walaupun pada umumnya anak condong mengakses games di smartphone, orang tua yang bijak seharusnya membuat batasan yang jelas dengan beberapa panduan untuk diikuti anak. 

Beberapa panduan berfungsi untuk mengikat anak pada aturan yang disepakati bersama. Diantaranya:

  • Tidak membuka aplikasi tertentu
  • Tidak serta merta menekan (click) tulisan yang muncul di layar
  • Tidak Mengakses browser 
  • Tidak membuka aplikasi chat atau media sosial

Aturan dasar ini menjadi panduan utama bagi anak. Artinya, mereka hanya dibolehkan membuka aplikasi yang sudah disepakati. Pun demikian, orang tua perlu terlebih dahulu memahami aplikasi apa yang diakses anak.

Anggaplah anak membuka game. Lantas, apakah orang tua langsung membolehkan tanpa tahu aturan main yang ada pada palikasi tersebut?

Tentu tidak! sebagai orang tua yang baik, pelajari game apa yang ingin dimainkan anak dan istilah yang kerap muncul ketika anak membuka game tersebut. 

Selanjutnya, beri panduan mengenai kata yang mungkin muncul di layar dan apa yang sebaiknya anak lakukan. Kadangkala, banyak games yang mengarahka anak untuk menekan iklan.

Nah, iklan-iklan ini terbagi dua. Ada yang terkoneksi pada browser dan ada juga yang terhubung pada aplikasi lain untuk mengunduh game lainnya. 

Jika anak terlanjur menekan kata "iya" atau "lanjutkan" atau "unduh", keamanan data pemilik ponsel boleh jadi terancam. Jangan menganggap spele saat anak terlanjur menekan apapun yang muncul dilayar. Hal terburuk bisa terjadi kapanpun hanya karena kelalaian. 

Dengan terlebih dahulu mengenalkan istilah digital, anak tidak serta merta menekan tulisan yang muncul di layar smartphone. Setidaknya, orang tua sudah mencegah kebocoran data oleh aplikasi pihak ketiga. 

Mungkin sulit rasanya mencegah anak tidak mengakses ponsel dengan pola hidup digital saat ini. Hampir mayoritas orang tua terbiasa membiarkan anak memegang ponsel mereka setiap hari. 

Pengaturan Bahasa

Pilihan bahasa menentukan pemahaman. Orang tua bisa memilih bahasa yang diterapkan pada ponsel, Inggris ata Bahasa Indonesia. Kenapa ini penting? karena anak butuh tahu apa yang mereka pilih. 

Aplikasi game dengan pengaturan bahasa Inggris mengandung istilah berbeda dengan bahasa Indonesia. Seringkali anak memilih "yes" untuk melanjutkan, sementara notifikasi yang muncul bertolak belakang. 

Sangat banyak jenis game bertipe berbayar yang mengarahkan pengguna untuk membeli poin. Anak-anak yang tidak paham akan menekan "yes" dan kemudian diarahkan untuk membayar.

Bayangkan jika aplikasi tersebut terhubung ke aplikasi yang otomatis melakukan transaksi, maka bisa dipastikan saldo berkurang seketika. Apalagi jika password diketahui anak.

Untuk itu, ajarkan beberapa kata atau istilah beserta arti. Ketika kata tersebut muncul, arahkan anak untuk tidak memilih kata tertentu dan sama sekali tidak menekan apapun selain yang diarahkan orang tua.

Bagaimana jika anak belum bisa membaca?

Tidak perlu khawatir! anak-anak memiliki kemampuan mengenali kata terlepas makna. Mereka akan memilih secara benar jika sudah dipandu dan berulangkali melihat kata tersebut. 

Yang penting pilihlah bahasa yang mudah dipahami. Jangan sampai memilih bahasa Inggris, lalu bingung dengan istilah yang ada. Ini namanya menyusahkan diri sendiri. 

Literasi melalui Bacaan

Membaca di era digital adalah sebuah keniscayaan. Anak-anak akan lebih terasah akalnya dengan sering membaca. Orang tua perlu membiasakan diri membacakan buku sejak anak kecil. 

Apa yang didengar anak menjadi sistem pengaman bagi mereka di kemudian hari. Pengetahuan tentang dunia digital mudah diberikan melalui bacaan ringan. 

Ketika orang tua sudah terbiasa mengenalkan bacaan tentang dunia digital, anak dengan sendirinya menangkap istilah-istilah penting untuk memandu mereka.

Buku adalah media belajar anak. Banyak hal yang bisa diserap anak melalui buku. Semakin banyak anak terhubung denga bacaan, semakin baik pola pikir yang terbentuk. 

Selanjutnya, perilaku positif berkaitan dengan akses pada smartphone pun mudah untuk diajarkan. Bukankah kebiasaan menentukan pola pikir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun