Anggaplah anak membuka game. Lantas, apakah orang tua langsung membolehkan tanpa tahu aturan main yang ada pada palikasi tersebut?
Tentu tidak! sebagai orang tua yang baik, pelajari game apa yang ingin dimainkan anak dan istilah yang kerap muncul ketika anak membuka game tersebut.Â
Selanjutnya, beri panduan mengenai kata yang mungkin muncul di layar dan apa yang sebaiknya anak lakukan. Kadangkala, banyak games yang mengarahka anak untuk menekan iklan.
Nah, iklan-iklan ini terbagi dua. Ada yang terkoneksi pada browser dan ada juga yang terhubung pada aplikasi lain untuk mengunduh game lainnya.Â
Jika anak terlanjur menekan kata "iya" atau "lanjutkan" atau "unduh", keamanan data pemilik ponsel boleh jadi terancam. Jangan menganggap spele saat anak terlanjur menekan apapun yang muncul dilayar. Hal terburuk bisa terjadi kapanpun hanya karena kelalaian.Â
Dengan terlebih dahulu mengenalkan istilah digital, anak tidak serta merta menekan tulisan yang muncul di layar smartphone. Setidaknya, orang tua sudah mencegah kebocoran data oleh aplikasi pihak ketiga.Â
Mungkin sulit rasanya mencegah anak tidak mengakses ponsel dengan pola hidup digital saat ini. Hampir mayoritas orang tua terbiasa membiarkan anak memegang ponsel mereka setiap hari.Â
Pengaturan Bahasa
Pilihan bahasa menentukan pemahaman. Orang tua bisa memilih bahasa yang diterapkan pada ponsel, Inggris ata Bahasa Indonesia. Kenapa ini penting? karena anak butuh tahu apa yang mereka pilih.Â
Aplikasi game dengan pengaturan bahasa Inggris mengandung istilah berbeda dengan bahasa Indonesia. Seringkali anak memilih "yes" untuk melanjutkan, sementara notifikasi yang muncul bertolak belakang.Â
Sangat banyak jenis game bertipe berbayar yang mengarahkan pengguna untuk membeli poin. Anak-anak yang tidak paham akan menekan "yes" dan kemudian diarahkan untuk membayar.
Bayangkan jika aplikasi tersebut terhubung ke aplikasi yang otomatis melakukan transaksi, maka bisa dipastikan saldo berkurang seketika. Apalagi jika password diketahui anak.