Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Lulus Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri, Yuk Simak!

4 Juli 2024   16:04 Diperbarui: 4 Juli 2024   16:12 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beasiswa luar negeri|https://edukasi.kompas.com

Mau kuliah di luar negeri? Apakah syarat untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri?

Mari kita bahas di bawah ini!

Jenis Beasiswa Luar Negeri

Di tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang persiapan untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Adapun isi dari artikel ini 90% merujuk pada pengalaman pribadi sebagai penerima beasiswa dari luar negeri. 

Setiap beasiswa memiliki persyaratan berbeda. Merujuk pada negara yang menawarkan beasiswa, biasanya ada persyaratan tambahan yang harus dipenuhi. 

Misalnya, katagori beasiswa exchange student mensyaratkan pelamar untuk memiliki skor TOEFL/IELTS tertentu dan surat keterangan aktif sebagai mahasiswa S-1.

Lain lagi dengan tipe exchange student di tingkat SMA. Fokusnya lebih kepada pertukaran budaya antar negara. Apapun itu, TOEFL atau IELTS menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari persyaratan beasiswa. 

Nah, di tulisan ini saya hanya akan fokus pada katagori beasiswa master (S-2 atau S-3). 

Full scholarship

Full scholarship adalah jenis beasiswa yang membiayai semua kebutuhan calon mahasiswa. Diantaranya, biaya tiket pulang-pergi (PP)dari negara asal ke negara tujuan, biaya kuliah, asuransi kesehatan, buku, dan pengurusan visa.

Perlu dipahami, ada beberapa beasiswa luar negeri yang memang dikelola dari Indonesia oleh perwakilan pemberi beasiswa. Seperti yang sudah lumrah terkenal: 

  • Fulbright (Amerika)
  • AAS (Australia)
  • Stuned (Belanda)
  • Nuffic Neso (Belanda)
  • MEXT (Jepang)
  • Institut Francais Indonesie (Prancis), DAAD (Jerman)
  • LPDP (dana dari pemerintah Indonesia)

Beasiswa yang tersebut di atas, proses seleksinya dilakukan di Indonesia. Walaupun beberapa persyaratan berbeda, secara umum dokumen yang diminta sama. 

Tipe beasiswa full scholarship menanggung semua kebutuhan dari A sampai Z. Jika sudah resmi diterima, maka tinggal mengikuti aturan beasiswa sesuai kontrak beasiswa dan menyelesaikan kuliah tanpa membayar sedikitpun. 

Apakah ada jenis beasiswa full scholarship yang lain?

Ada! tapi proses seleksinya langsung dari pemerintah yang memberikan beasiswa. Bisa dari pemerintah atau kampus di negara tersebut. Jumlah beasiswa boleh jadi bervariasi. 

Semua proses seleksi melalu link beasiswa yang dituju dengan melampirkan semua syarat yang diminta. Sesudah berkas diterima dan diseleksi, tahap selanjutnya adalah wawancara dengan pihak kampus yang dituju. 

Pengalaman saya pribadi ketika melamar beasiswa Swedia tahun 2018. Ketika itu, saya langsung melampirkan syarat yang diminta ke pihak pemberi beasiswa dengan proses seleksi satu pintu. 

Pengecualian seperti beasiswa LPDP yang sumber dananya dari pemerintah Indonesia. Rangkaian seleksi dan syarat esai sedikit berbeda. Proses seleksi pun meliputi syarat administrasi, tes bakat skolastik, subtansi.

LPDP bisa dilamar dengan LOA atau tanpa LOA. Bedanya, jika LOA sudah didapat, maka syarat tes bakat skolastik ditiadakan. Namun, kampus yag dituju harus masuk lis daftar kampus tujuan LPDP (cek disini)

Maksudnya?

Begini! Beasiswa dari pemerintah Swedia secara otomatis terhubung dengan pihak kampus yang ingin kita tuju. Contohnya, dulu saya memilih 4 kampus tujuan dan lolos di tiga kampus. 

Pada saat kampus menyatakan lolos, secara otomatis akan berlanjut ke proses seleksi beasiswa. Namun, diterima di kampus tidak bermakna langsung diberi beasiswa. Ada seleksi yang harus dilewati berkompetisi dengan ribuan pelamar dari luar negeri. 

Untuk mendapatkan Letter of Acceptance (LOA) atau surat penerimaan dari kampus, pelamar diwajibkan membayar sejumlah uang. Setiap negara punya standar berbeda. Saya membayar 1.5 juta untuk proses aplikasi saat itu.

Jadi, kalau mau medapatkan beasiswa langsung dari luar negeri, kita harus merogoh kocek untuk membayar uang pendaftaran ke kampus guna mendapatkan LOA. 

Berbeda dengan beasiswa full scholarship yang dikelola dari dalam negeri. Pelamar tidak perlu mendapatkan LOA atau melamar terlebih dahulu ke kampus. Proses seleksinya hanya mengarah pada persyaratan dokumen dan kelayakan calon kandidat penerima beasiswa. 

Ketika proses sudah dilewati dan dinyatakan lulus, kandidat penerima beasiswa akan dibantu untuk mendapatkan LOA ke kampus tertentu. Lebih mudah dan terarah.

Partial Scholarship

Jenis beasiswa partial ini normalnya hanya membiayai uang kuliah saja. Proses aplikasi beasiswa pun bisa langsung melalui kampus. Kalau diterima, maka biaya kuliah otomatis dipotong 50% atau jadi NOL. Istilah lainnya dikenal dengan sebutan tuition waiver. 

Setiap kampus memberi potongan biaya kuliah dengan jumlah berbeda. Tergantung pada ketersediaan dana kampus atau alokasi dana penelitian (research grant). 

S-1, S-2, dan S2 mendapat dana berbeda. Seleksinya berdasarkan kemampuan akademik calon pelamar beasiswa. Cara lain adalah dengan kuliah di kampus tersebut, lalu melamar beasiswa setelah kuliah minimal 1-2 semester. 

Jika dianggap layak, beasiswa berlaku di semester selanjutnya. Selain itu, ada juga beasiswa lain untuk menyelesaikan thesis manakala judul penelitian berpotensi untuk mendapatkan bantuan dana yang diplot untuk penelitian. 

Intinya, banyak varian beasiswa yang mungkin untuk dilamar oleh siapa saja asalkan persyaratan mampu dilengkapi.

Mana lebih baik, full scholarship atau partial scholarship?

Saya rasa jawabannya sangat jelas!. Kalau mau aman, ya silahkan pilih full scholarship. Tapi, jika mampu membiayai sebagian biaya kuliah, partial scholarship boleh dipertimbangkan sebagai alternatif.

Tips Melamar Beasiswa

Melamar beasiswa tidak sama dengan melamar anak gadis. Oppps

Proses seleksi beasiswa itu lama dan bertahap. Makanya, kalau tidak sabaran menjalai proses akan meyerah di tengah jalan. Dari pengalaman pribadi, saya melihat banyak pelamar beasiswa yang tidak memahami persyaratan dengan baik ketika mencoba melamar beasiswa.

  • Mempersiapkan Berkas Persyaratan

Proses paling penting di awal yaitu melengkapi semua dokumen. Bagaimana langkah yang tepat untuk melengkapi berkas yang diminta?

Alangkah bijaksana jika mempelajari persyaratan beasiswa jauh-jauh hari. Kenapa? karena mengumpulkan semua berkas butuh waktu yang tidak sedikit. 

Contoh kecil, syarat skor TOEFL dan IELTS seringkali menjadi penghalang pelamar beasiswa untuk mencoba. Kok bisa? karena tidak ada persiapan. Sebagian ingin dapat skor 6.5 tapi tidak tahu kemampuan bahasa Inggris.

Akhirnya, tes IELTS buru-buru dengan persiapan sangat singkat. Hasilnya bisa ditebak, skor tidak mencukupi. Padahal, persiapan tes IELTS normalnya butuh  waktu 6-12 bulan untuk mereka yang sudah di tingkat intermediate. 

Ada juga yang memaksakan ikut tes IELTS walaupun sudah tahu bahasa Inggrisnya pas-pasan. Uang 3.1 juta ludes untuk ikut ujian IELTS dan skor metok di angka 5.0. Jelas ini bukan cara yang tepat, tapi nekad.

Baiknya, pelajari syarat skor IELTS 6 bulan sebelum besiswa dibuka dan segera ikut prediction test untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris. Lalu, ikut kursus beberapa bulan sebagai persiapan sebelum tes resmi IELTS. Cara ini bisa menghemat uang daripada langsung nekad ikut tes tanpa persiapan.

Selanjutnya, persyaratan seperti surat rekomendasi dan transkrip nilai juga penting untuk dipersiapkan dari awal. Siapa yang ingin diminta untuk menuliskan rekomendasi, baiknya dihubungi segera agar tidak memakan waktu lebih lama. 

Yang paling penting dari semua persyaratan adalah pengisian aplikasi beasiswa. Sekarang, rata-rata beasiswa sudah mensyaratkan pengisian secara online. 

Esai beasiswa berbeda satu sama lain. Artinya, baca baik-baik petunjuk pengisian esai dan ada baiknya menulis terlebih dahulu di microsoft word agar mudah merevisinya, baru kemudian memindahkan ke aplikasi online.

Penulisan esai memakan waktu 1-3 bulan untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Kok begitu? ya, tahapan menulis esai dimulai dari membuat outline, menuliskan draft, mengedit, baru kemudian merevisi. 

Guna mendapatkan tulisan yang baik, lakukan proses proofread essay. Apa gunanya? untuk memastikan jika esai yang kita tulisan sesuai dengan tema atau topik yang diminta. 

Dalam penulisan esai beasiswa, perlu benar-benar diperhatikan keakuratan tata bahasa, keterhubungan paragraf, dan kesesuaikan jurusan yang kita plih dengan kontribusi yang kita paparkan. 

Banyak pelamar beasiswa yang tidak memahami poin ini dan menulis esai sekedarnya. Pihak panitia penyeleksi beasiswa sudah terlatih untuk mengenal mana jenis esai dengan bobot nilai baik dan mana yang buruk. 

Mereka menyeleksi kelengkapan berkas dan kesesuaikan konteks esai dengan jurusan yang dipilih pelamar. Kalau esai yang ditulis terkesan tidak nyambung alias acak-acakan, kemungkinan besar tidak diproses ke tahap selanjutnya walaupun berkas lengkap.

Jadi, ketika semua persyaratan sudah dilengkapi bukan berarti mudah untuk masuk ke tahap wawancara. Pelamar beasiswa akan bersaing dengan kandidat lain yang memilih jurusan yang sama. Persentase untuk diterima sangat tergantung pada bobot esai yang ditulis, termasuk arah kontribusi jangka panjang setelah menyelesaikan studi. 

Untuk itu, menulis esai butuh persiapan matang, sama seperti menyiapkan skor TOEFL atau IELTS. Jangan melamar beasiswa dengan persiapan singkat dan menulis esai asal jadi.

Dalami persyaratan beasiswa dengan baik. Atur strategi untuk mengumpulkan berkas yang diminta. Lalu, mulai menulis outline atau draft esai secara bertahap. Baca esai berulang kali dan minta pendapat teman atau alumni beasiswa mengenai isi esa secara keseluruhan. 

Jika semua proses diatas sudah dilakukan dan persyaratan beasiswa sudah dilengkapi, segera melamar beasiswa dengan sabar menunggu proses seleksi. Hasil berbanding lurus dengan usaha. Oleh karena itu, berusahalah sebik mungkin untuk hasil terbaik.

Jika ada yang mau konsul beasiswa, saya siap membantu!.

***

By: Masykur

Banda Aceh

4 Juli, 2024

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun