Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingnya Menyelaraskan Tujuan dan Aktivitas Harian Anak

27 Juni 2024   13:09 Diperbarui: 29 Juni 2024   23:04 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Manajemen waktu pada anak | Image by stockking on Freepik

Kebiasaan kita menghabiskan waktu menentukan garis masa depan. Bagaimana kita menghabiskan waktu, dengan siapa kita bergaul, dan rutinitas harian menjadi indikator kesuksesan di masa depan.

Adapun dimana kita sekolah, jurusan apa yang diambil, dan seberapa bagus nilai yang tertulis di transkip nilai tidak sepenuhnya menggambarkan masa depan yang cemerlang.

Orang-orang dengan manajemen waktu yang baik mengetahui kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan. Sementara orang-orang yang terbiasa menghabiskan waktu tanpa tujuan seringkali berputar pada rutinitas yang sama.

Apakah tujuan itu penting?

Tentu saja!. hidup tanpa tujuan sama seperti berpergian tanpa arah. 

Kenapa ada orang yang sukses lebih cepat dan banyak yang mengalami kemalangan bertahun-tahun? Apakah hukum sebab-akibat berlalu begitu saja?

Kita ambil contoh sederhana dalam konteks hari ini. Begitu banyak orang yang terjerat judi online. Apa yang mendorong mereka masuk ke dalam pusaran judi dan kenapa semakin banyak korban setiap harinya?

Sederhananya, mereka yang gagal mendesain tujuan dalam hidupnya jauh lebih mudah terjerumus pada hal-hal negatif. Pilihan berjudi didominasi oleh kalangan yang hidupnya tidak terarah.

Dalam artian, mereka fokus pada hasil dan mengabaikan proses. Makanya, mudah saja orang-orang menghabiskan uang puluhan juta dengan iming-iming ratusan atau bahkan milyaran sebagai keuntungan. 

Logika mereka tidak bekerja karena kebiasaan hidup tanpa tujuan. Coba saja nasehati orang yang sudah masuk dalam lingkaran judi, pikiran mereka sudah tumpul, sehingga hukum sebab-akibat terhapus dari otak mereka. 

Semua dimulai dari dalam rumah. Apakah anak-anak diajarkan untuk menuliskan tujuan dalam hidup, atau mereka dibiasakan untuk menjalani hidup sebagai rutinitas semata. 

Tanpa tujuan, seorang anak tidak mampu melihat sejernih apa masa depan mereka. Dengan kata lain, apapun yang mereka lakukan setiap hari sebagian besarnya hanya pengulangan dari hari-hari sebelumnya.

Orang tua perlu menanamkan pola pikir (mindset) yang benar akan hidup. Mengajarkan anak untuk memahami tujuan dari setiap aktivitas memberi gambaran seberapa banyak waktu yang terpakai atau terbuang percuma. 

Misalnya, jika seorang anak dalam satu hari menghabiskan waktu 2 jam di depan smartphone, kemudian melakukan hal lain tanpa tujuan, pada hakikatnya ia menyia-nyiakan waktu berharga.

Berbeda ketika anak diajak untuk menuliskan beberapa tujuan yang ingin dicapai. Contohnya, setiap minggu orang tua mengharuskan anak untuk fokus pada satu tujuan dan menyelaraskan kegiatan harian dengan tujuan yang sudah ditentukan.

Pola seperti ini membuat anak perlahan membangun kesadaran akan makna dari setiap rutinitas. Bukan sekedar menghabiskan waktu tanpa makna, namun melihat tujuan sebagai akhir dari apapun yang dilakukan. 

Tentu saja ini tidak mudah dilakukan jika kedua orang tua tidak bekerja sama. Harus ada visi dan misi sejalan antara ayah dan ibu. Untuk itu, sebelum anak lahir, sebuah blueprint perjalanan hidup anak sebaiknya sudah digambar.

Manajemen waktu pada anak penting dibangun di umur belia. Pembiasaan sederhana menjadi fondasi awal bagaimana anak membangun kesadaran tentang waktu. Pembiasaan bisa menjadi kebiasaan. Seiring waktu, kebiasaan berubah menjadi kepribadian.

Apakah dampak yang terlihat pada anak jika mereka terbiasa beraktivitas dengan tujuan?

Pertama, anak akan memiliki pola pikir positif tentang waktu. Kedua, anak lebih mudah melihat hubungan sebab-akibat. Ketiga, anak lebih menghargai proses ketimbang hasil.

Dari kecil anak terbiasa menghabiskan waktu pada hal-hal bermanfaat, ketika besar mereka terbiasa untuk memilih aktivitas mana yang seharusnya mereka lakukan.

Jangan menganggap sepele apa yang dikerjakan anak. Ibarat sebilah bambu, pada saat baru tumbuh sebilah bambu mudah dibentuk atau diluruskan. Tidak berlaku ketika bambu sudah keras.

Anak-anak tumbuh dengan pembiasaan. Orang tua yang memilih untuk menentukan jalan. Apakah mereka dibiarkan dengan kebiasaan tanpa tujuan atau dibimbing untuk memilih dan memilah aktivitas yang sejalan dengan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun