Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingnya Menyelaraskan Tujuan dan Aktivitas Harian Anak

27 Juni 2024   13:09 Diperbarui: 29 Juni 2024   23:04 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Manajemen waktu pada anak | Image by stockking on Freepik

Orang tua perlu menanamkan pola pikir (mindset) yang benar akan hidup. Mengajarkan anak untuk memahami tujuan dari setiap aktivitas memberi gambaran seberapa banyak waktu yang terpakai atau terbuang percuma. 

Misalnya, jika seorang anak dalam satu hari menghabiskan waktu 2 jam di depan smartphone, kemudian melakukan hal lain tanpa tujuan, pada hakikatnya ia menyia-nyiakan waktu berharga.

Berbeda ketika anak diajak untuk menuliskan beberapa tujuan yang ingin dicapai. Contohnya, setiap minggu orang tua mengharuskan anak untuk fokus pada satu tujuan dan menyelaraskan kegiatan harian dengan tujuan yang sudah ditentukan.

Pola seperti ini membuat anak perlahan membangun kesadaran akan makna dari setiap rutinitas. Bukan sekedar menghabiskan waktu tanpa makna, namun melihat tujuan sebagai akhir dari apapun yang dilakukan. 

Tentu saja ini tidak mudah dilakukan jika kedua orang tua tidak bekerja sama. Harus ada visi dan misi sejalan antara ayah dan ibu. Untuk itu, sebelum anak lahir, sebuah blueprint perjalanan hidup anak sebaiknya sudah digambar.

Manajemen waktu pada anak penting dibangun di umur belia. Pembiasaan sederhana menjadi fondasi awal bagaimana anak membangun kesadaran tentang waktu. Pembiasaan bisa menjadi kebiasaan. Seiring waktu, kebiasaan berubah menjadi kepribadian.

Apakah dampak yang terlihat pada anak jika mereka terbiasa beraktivitas dengan tujuan?

Pertama, anak akan memiliki pola pikir positif tentang waktu. Kedua, anak lebih mudah melihat hubungan sebab-akibat. Ketiga, anak lebih menghargai proses ketimbang hasil.

Dari kecil anak terbiasa menghabiskan waktu pada hal-hal bermanfaat, ketika besar mereka terbiasa untuk memilih aktivitas mana yang seharusnya mereka lakukan.

Jangan menganggap sepele apa yang dikerjakan anak. Ibarat sebilah bambu, pada saat baru tumbuh sebilah bambu mudah dibentuk atau diluruskan. Tidak berlaku ketika bambu sudah keras.

Anak-anak tumbuh dengan pembiasaan. Orang tua yang memilih untuk menentukan jalan. Apakah mereka dibiarkan dengan kebiasaan tanpa tujuan atau dibimbing untuk memilih dan memilah aktivitas yang sejalan dengan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun