Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Peran Orang Tua Membentengi Anak dari Judi Online

23 Juni 2024   12:49 Diperbarui: 23 Juni 2024   13:02 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya Judi Online (Judol) di kalangan remaja dan dewasa semakin meresahkan. Mirisnya lagi, banyak keluarga yang hancur akibat kecemplung dalam lingkaran setan yang tidak ada ujungnya ini. Pemberantasan judol terkesan jauh panggang dari api. 

Lingkaran yang semula kecil menjadi lebih luas. Ibarat api yang membakar hutan, awalnya dianggap sepele karena kecil, akhirnya melenyapkan seluruh habitat hutan. 

Timbul pertanyaan, apakah perkara judol sudah masuk fase penularan atau pembiaran?Jika judol adalah sebuah virus, pasti ada antivirus yang sekiranya disiapkan untuk menghentikan laju virus agar tidak menjangkiti lebih banyak orang. 

Alternatif kedua, membiarkan virus menyebar dan memakan lebih banyak korban, baru kemudian antivirus diproduksi secara masif.Padahal, lingkaran perjudian terus menelan korban. Para remaja terjerumus karena sekedar mencoba di awalnya dan kecanduan, hingga hilang akal sehat. 

Kendati demikian, peran pemerintah untuk menghentikan laju judol terkesan lambat. Semakin lama ditangani, maka efek judol akan semakin sulit diberantas.

Saya sudah sering mendengar kisah korban judol yang sangat meresahkan. Mulai dari kasus perceraian sampai harta keluarga yang ludes dipakai untuk menutupi hutang ratusan juta.

Akar Masalah Perjudian

Merebaknya kasus judi di masyarakat bukan terjadi dalam waktu singkat. Tanpa kita sadari, lingkaran perjudian meluas karena sikap abai masyarakat sekitar, terkhusus peran orang tua dalam rumah yang semakin minim.

Kalau kita melihat akar masalah, perangkap judi hadir seiring mudahnya jaringan internet. Benteng keluarga dalam hal menangkal judi online seharusnya berada di baris pertama.

Betapa tidak, anak-anak, remaja, sampai orang dewasa sangat mudah terlelap dalam smartphone. Iklan-iklan perjudian kini semakin mudah terlihat baik itu di media sosial dan situs-situs blog.

Tanpa peran orang tua, anak-anak sangat mudah terjerumus pada judol. Pertama mereka iseng membuka, kemudian mencoba, lantas masuk dalam pusaran judol karena ketagihan.

Para remaja yang masih katagori umur menuju dewasa boleh jadi tidak sadar ketika tertarik dalam pusaran judol. Makanya, orang tua benar-benar harus mengecek apa yang diakses oleh anak.

Waktu Luang yang Buruk

Umumnya, kasus judol sulit terjadi jika remaja dan orang dewasa memiliki kualitas waktu luang yang baik. Yang saya maksud disini adalah bagaimana cara mengisi waktu luang.

Magnet judol menarik korban dengan manajemen waktu yang buruk. Seringnya, mereka tidak menyadari karena terbiasa menghabiskan waktu pada hal-hal yang melalaikan.

Kualitas waktu juga diawali oleh peran orang tua dalam hal membiasakan anak. Ayah sebagai kepala keluarga mestinya mengajarkan pola hidup sehat dengan manajemen waktu yang baik.

Jika anak terbiasa menghabiskan waktu di depan smartphone setiap hari, besar kemungkinan kualitas waktu anak berpotensi ke arah negatif. 

Otak anak perlu dipacu dengan aktivitas. Ketika anak duduk dan diam terlalu lama, koneksi saraf di waktu terganggu. Dengan sendirinya anak akan pasif dan condong menghabiskan waktu pada sesuatu yang kurang berkualitas. 

Untuk itu, anak dan remaja sudah seharusnya menghabiskan banyak waktu di luar rumah bersama orang tua agar lebih banyak bergerak. Aktivitas seperti olah raga, berkebun, bekreasi, dan berinteraksi sesama teman membuat otak aktif.

Waktu luang wajb direncanakan dan dikelola dengan baik. Ayah dan ibu sama-sama bekerjasama mendesain aktivitas yang berkualitas untuk anak. 

Dengan demikian, anak tidak lagi terpaku pada smartphone dan lebih banyak menghabiskan waktu beraktivitas di luar rumah. Waktu luang menjadi lebih baik dan otak anak semakin sehat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun