Umumnya, kasus judol sulit terjadi jika remaja dan orang dewasa memiliki kualitas waktu luang yang baik. Yang saya maksud disini adalah bagaimana cara mengisi waktu luang.
Magnet judol menarik korban dengan manajemen waktu yang buruk. Seringnya, mereka tidak menyadari karena terbiasa menghabiskan waktu pada hal-hal yang melalaikan.
Kualitas waktu juga diawali oleh peran orang tua dalam hal membiasakan anak. Ayah sebagai kepala keluarga mestinya mengajarkan pola hidup sehat dengan manajemen waktu yang baik.
Jika anak terbiasa menghabiskan waktu di depan smartphone setiap hari, besar kemungkinan kualitas waktu anak berpotensi ke arah negatif.Â
Otak anak perlu dipacu dengan aktivitas. Ketika anak duduk dan diam terlalu lama, koneksi saraf di waktu terganggu. Dengan sendirinya anak akan pasif dan condong menghabiskan waktu pada sesuatu yang kurang berkualitas.Â
Untuk itu, anak dan remaja sudah seharusnya menghabiskan banyak waktu di luar rumah bersama orang tua agar lebih banyak bergerak. Aktivitas seperti olah raga, berkebun, bekreasi, dan berinteraksi sesama teman membuat otak aktif.
Waktu luang wajb direncanakan dan dikelola dengan baik. Ayah dan ibu sama-sama bekerjasama mendesain aktivitas yang berkualitas untuk anak.Â
Dengan demikian, anak tidak lagi terpaku pada smartphone dan lebih banyak menghabiskan waktu beraktivitas di luar rumah. Waktu luang menjadi lebih baik dan otak anak semakin sehat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H