Kegagalan dalam hidup berbanding lurus dengan kebiasaan dalam hidup. Ketika kecil hidup tanpa aturan, bablas tanpa disiplin, maka bersiaplah untuk menyerah terlalu cepat.Â
Menunda
Efek dari menunda-nunda suatu pekerjaan seringnya tidak terlihat langsung. Namun, akumulasi dari kebiasaan menunda pada hakikatnya membentuk kepribadian.
Orang yang suka menunda-nunda harus menanggung akibat di kemudian hari. Antara lain, kehilangan waktu, pekerjaan, atau masa depan.
Menunda terlihat sepele. Biasanya, orang yang mudah menunda pekerjaan juga tidak memahami nilai tukar waktu.
Ternyata kebiasaan menunda diawali dari pola asuh ketika kecil. Berbicara tentang menunda pekerjaan erat kaitannya dengan kedisiplinan.
Orang tua yang tidak mendisiplinkan anak secara tidak langsung membesarkan anak yang suka menunda pekerjaan.
Contoh kecil seperti makan pada waktunya, buang sampah pada tempatnya, dan mengerjakan pekerjaan rumah sesuai ketentuan adalah bagian dari disiplin diri.
Disiplin pada hal-hal kecil perlahan membangun kebiasaan menghargai waktu. Lama-kelamaan, konsisten pada kedisiplinan membentuk kepribadiaan yang yang tidak suka menunda.
Perkataan "ah, nanti aja kan ada waktu", "bentar lagi aja ah, nyantai dulu sebentar", atau "besok kan masih ada waktu" merupakan akar kebiasaan buruk yang patut dihindari.
Kita mungkin tidak bisa menghalangi kegagalan, namun setiap kita punya pilihan untuk mengantisipasi kegagalan dengan kebiasaan-kebiasaan positif sejak kecil.