Di setiap universitas, ada fakultas yang diminati karena nama yang melekat pada alumni dan lebel bergengsi. Biasanya, biaya kuliah di fakultas ini cukup fantastis. Meskipun demikian, peminatnya tetap saja ramai.
Kampus bergengsi identik dengan kontribusi alumni di dunia kerja. Nama baik mereka secara tidak langsung berdampak pada jumlah mahasiswa yang terdaftar di jurusan yang dituju.
Uniknya, tidak semua calon mahasiswa termotivasi karena kualitas jurusan, sebagian boleh jadi ingin mendapatkan prestise saja. Akhirnya, kualitas alumni menjadi taruhan dalam dunia kerja.Â
Kampus bergengsi memang lebih diminati di Indonesia. Jurusan-jurusan unggul bak magnet yang menarik calon mahasiswa, sementara jurusan baru sepi peminat.Â
Sertifikasi
Siapa yang tidak terpikat dengan sertifikasi. Guru dan dosen di Indonesia bertarung untuk bisa terserfikasi. Syarat dan mekanisme sertifikasi tidaklah mudah.Â
Guru harus berjuang untuk mendapatkan sertifikat PPG dan rentetan dokumentasi yang bersifat administrasi. Jam mengajar dipertaruhkan, kualitas pengajaran tersampingkan.Â
Sertifikasi bagi seorang guru bukan sekedar pengakuan, tapi jalan untuk menopang kebutuhan harian. Gaji guru di Indonesia kalah saing dengan kebutuhan dasar yang semakin meroket.
Menjadi guru di Indonesia tidak menjamin kehidupan yang layak. Berbeda dengan guru di negara tetangga yang  tidak terjerat hutang karena faktor ekonomi.
Sama halnya seperti universitas, sekolah-sekolah di Indonesia juga mempertahankan akreditasi. Guru-guru adalah garda terdepan yang harus berjuang untuk sebuah akreditasi unggul.
Lembaran-lembaran kertas wajib diisi untuk sebuah bukti administrasi. Guru-guru mesti menjaga kualitas demi predikat unggul yang kadangkala terlalu 'dipaksakan'.