Biaya kuliah semakin tinggi, orang tua semakin sulit menyekolahkan anak. Dunia pendidikan di Indonesia mulai kehilangan kepercayaan publik.Â
Administrasi, gengsi dan sertifikasi sedikit tidak menggambarkan dunia pendidikan Indonesia. Dosen-dosen disibukkan dengan administrasi tidak berujung, mahasiswa ingin terdaftar di kampus bergengsi, jurusan berlomba-lomba mendapat sertifikasi unggul.
Administrasi
Dosen di Indonesia masih terus berkutat dengan berbagai dokumen. Waktu dan tenaga terkuras untuk hal yang bersifat administratif, sementara perbaikan kualitas pengajaran masih belum maksimal.
Gaji dosen di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara tetangga. Sistem perekrutan dosen, jenjang karir, dan kesempatan pengembangan diri mempersempit ruang bergerak.
Dosen diharap untuk bisa mengajar, meneliti, dan membimbing mahasiswa sekaligus. Dengan gaji terbatas, sebagian 'terpaksa' mencari sumber pendapatan kedua untuk sekedar bertahan hidup.
42% guru terjerat pinjaman online (Pinjol) setidaknya memberi data dan fakta merisaukan. Sebagai tenaga pendidik, guru-guru Indonesia semestinya hidup berkecukupan tanpa terlilit hutang.
Guru dan dosen di Indonesia sama-sama terbebankan oleh sistem administrasi. Mereka diminta untuk mengajar dan mengumpulkan kertas-kertas berisi bukti aktivitas.
Kampus Bergengsi
Untuk meyakinkan calon mahasiswa, universitas berlomba-lomba untuk mendapatkan status akreditasi unggul. Jurusan dengan predikat A menarik minat banyak calon mahasiswa.Â
Akreditasi di universitas juga bersifat administrasi. Dokumentasi, peran alumni, dan prestasi dosen wajib dipertaruhkan untuk mendapatkan predikat unggul.
Dosen-dosen yang produktif menulis dengan jenjang karir baik berada di barisan terdepan. Mereka adalah benteng pertahanan akreditasi untuk sebuah jurusan. Â