Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sisi Lain Nelayan dan Hasil Tangkapan Ikan

27 April 2024   11:32 Diperbarui: 29 April 2024   01:59 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan adalah salah 'tiga'  sumber protein terbaik bagi tubuh. Tidak hanya itu, konsumsi ikan juga sangat penting sebagai sumber omega 3. Tulisan saya kali ini tidak untuk membahas manfaat ikan, tapi ingin melihat sisi lain dari perjalanan ikan.

Gambar yang saya tampilkan pada artikel ini adalah hasil jepretan pribadi ketika membeli ikan di sebuah pelabuhan. Di pelabuhan ini, para nelayan mengeluarkan hasil tangkapan terbaik mereka setelah berada 1-2 hari di tengah lautan.

Ikan-ikan dalam keranjang besar dijual dengan harga yang cukup murah. Berbagai macam ikan menarik perhatian pembeli, umumnya kaum ibu-ibu yang mengincar harga paling murah. 

Ikan-ikan segar ini menjadi incaran para 'muge', sebuah sebutan untuk mereka yang kemudian menjual lagi ikan ke pasar-pasar di pinggir kota atau komplek perumahan warga.

Mereka yang datang kesini seringnya karena dua alasan. Pertama, ingin mendapat ikan tersegar. Kedua, berburu harga termurah dengan kuantitas besar.

Warung makan biasanya berburu ikan di tempat ini. Jelas mereka bisa berhemat sampai 25% jika dibandingkan membeli ikan di pasar ikan pinggiran kota.

Nah, jika beruntung datang di waktu yang tepat, harga ikan bisa berada di titik terendah. Misalnya, ketika hasil tangkapan berlimpah dan permintaan ikan menurun. 

Saya pernah beberapa kali membeli ikan tuna kecil seharga 25 ribu/2 kilo. Harga segini tidak akan pernah berlaku di pasar ikan walaupun ikan sedang melimpah di tingkat nelayan. 

Perjalanan ikan dari dalam laut sampai ke tangan nelayan memberi banyak pelajaran. Kita memang jarang menghargai usaha nelayan, terlebih ketika mereka harus melaut di tengah badai besar.

Nelayan-nelayan ini mencari nafkah untuk kemudian dibawa pulang ke rumah. Perjalanan menangkap ikan jelas tidak mudah jika dicermati dari sisi pembeli.

Pembeli ikan hanya fokus pada harga dan kerapkali tidak mengapresiasi usaha para nelayan. Menawar harga ikan di pasar adalah jurus andalan terbaik ibu-ibu.

Bagaimana dengan usaha nelayan mencari ikan di tengah laut?

nelayan melawan ombak|https://news.solopos.com
nelayan melawan ombak|https://news.solopos.com

Mereka harus berjuang untuk menghemat bahan bakar dan berusaha untuk membawa hasil tangkapan dalam keadaan segar. Makanya, hasil tangkapan harus dijaga agar tidak lecet sebelum sampai di pasar.

Kualitas ikan menentukan kelayakan harga. Ikan-ikan segar dengan kualitas baik dapat ditawar dengan harga yang baik pula. Ini yang diharapkan nelayan. 

Namun, kadangkala kondisi tangkapan ikan sulit ditebak. Ikan-ikan yang terjaring masuk ke kapal, perjalanan ke darat butuh waktu sementara ketersediaan es-es balok bisa menipis.

Ketika ikan tidak lagi segar menepi di pelabuhan, harga tawar menurun. Nelayan tidak punya pilihan selain mengambil harga tawar yang masuk akal, asal menutupi biaya melaut.

Ya, begitulah keadaan lelang ikan di pelabuhan. Harga ikan per keranjang bervariasi sesuai kualitas ikan. Pun demikian, musim dan keadaan laut menentukan kondisi pasar.

Makanya, di tingkat pemasok selevel pasar ikan pinggiran kota, ketersediaan ikan berpatok pada nelayan. Alasan ikan langka atau hasil tangkapan berkurang sejatinya benar adanya. 

Kadangpun kelangkaan solar membuat nelayan tidak punya pilihan selain menetap di daratan. Jaring-jaring ikan harus terdiam lama dalam kapal untuk menunggu kepastian berlaut.

Sementara waktu, laut masih memberi ikan dengan kualitas unggul. Nelayan senang dan ibu-ibu pun tertawa di pasar. Ikan-ikan segar menjadi menu masak yang kaya protein untuk anggota keluarga. 

Harga ikan di Indonesia masih relatif murah. Dibanding dengan harga ikan di Amerika, kita masih boleh berbahagia dan berterima kasih pada nelayan yang berjuang diterpa angin laut dan gelombang. 

Untuk itu, ibu-ibu yang menawar harga ikan murah cobalah sesekali pergi ke laut dan naik ke kapal. Rasakan angin laut dan goncangan kapal. Atau jika perlu cobalah satu hari saja melaut bersama nelayan.

Siapa tahu, setelah pulang melaut akan terinpirasi untuk menjadi nelayan sungguhan. Ehhh.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun