Bersyukurlah jika kita masih bernafas dan dipertemukan dengan bulan Ramadan. Ada begitu banyak orang yang sudah duluan dipanggil menghadap Allah sesaat sebelum menikmati bulan yang penuh berkah ini.
Jika setiap tahun kita sekedar melintasi Ramadan tanpa merefleksi amalan yang kita lakukan, maka kali ini jangan biarkan Ramadan berlalu begitu saja.
Rencanakan Ramadanmu
Ada satu ungkapan yang benar adanya, bunyinya begini :
"if you fail to plan, you plan to fail"
Ungkapan di atas mudah dipahami dengan terjemahan sebagai berikut: jika kamu gagal merencanakan, maka kamu merencanakan kegagalan. Benarkah demikian?
Sekarang, cobalah sejenak merenung kembali bagaimana Ramadan kita beberapa tahun yang lalu. Apakah kita sekedar melewatinya saja tanpa perencanaan?
Jika itu benar, maka sebaiknya kita mulai merubahnya. Esok hari Ramadan datang menghampiri. Bulan penuh berkah dan segala pintu ampunan terbuka lebar, sebagaimana terbukanya pintu surga.
Jangan sekedar melewat ramadan, tapi rencanakan ramadanmu. Dengan perencanaan yang baik, kita dapat memaksimalkan ibadan serta amalan-amalan yang dianjurkan selama Ramadan.
Bayangkan bulan Ramadan ini sebagai sebuah ladang menghimpun amalan. Bayangkan jika Ramadan seperti sebuah tambang yang di dalamnya penuh emas, berlian, permata, siapa yang lantas menyia-nyiakan kesempatan menambang?
TargetÂ
Adakah kita membuat target jelas tentang persentase amalan yang ingin kita lakukan? jika belum, mulailah menuliskannya sekarang. Paling minimal, tuliskan "Saya akan shalat lima waktu di masjid selama Ramadan 2024".
Dengan menuliskan target yang jelas, kita terdorong untuk sepenuh hati menjalankan amalan tanpa paksaan orang lain. Menulis target tidak bermakna memamerkan ke orang lain, namun sebagai navigasi yang memandu kita untuk fokus pada tujuan.
Tujuan dari Ramadan adalah membentuk sebuah habit yang baik. Perubahan dalam diri seseorang dapat direfleksikan oleh kemampuan menjaga amalan selama bulan Ramadan.Â
Melewati Ramadan tanpa target ibarat pergi memancing dengan tidak membawa umpan. Bagaimana mungkin kita menangkap ikan dengan melempar kail seadanya, bukankah pekerjaan sia-sia?
Akan lebih baik jika kita menanamkan satu niat, yakni merubah kebiasaan menjadi orang yang lebh baik selama Ramadan. Oleh karenanya, momen Ramadan hendaknya dihabiskan dengan konsisten menjaga amalan baik.
Kalau saja selama ini kita belum maksimal shalat berjamaah, masukkan target shalat di masjid dalam daftar yang ingin kita capai selama 30 hari kedepan.
Dengan target yang jelas, kita mampu menjaga konsistensi lebih akurat. Jangan sampai suara azan jelas terdengar, namun kita memilih untuk berbaring di kasur seakan tidak menyahuti panggilan azan.Â
Adakah target lain yang bisa kita tuliskan?
Baca Al-Quran
Ya, setelah shalat jamaah, perbanyaklah membaca Al-Quran. Berapa lembar Al-Quran yang mampu kita baca setiap hari? adakah kita mendahulukan membaca ayat suci Al-Quran sebelum yang lainnya?
Tuliskan berapa halaman target yang ingin kita capai?
Jangan ragu! tuliskan sebanyak mungkin dan berniatlah untuk konsisten menjalankannya. Satu niat baik sudah tercatat dalam buku malaikat, tinggal kita jalankan saja.Â
Kalau menulis target saja kita ragu, maka sungguh kita sangat rugi menghabiskan waktu berjam-jam tanpa makna. Ambil pena dan tuliskan 1 Juz/hari atau 3 Juz/hari. Jangan ragu, tulis saja dulu dan kemudian lawan rasa malas.Â
Ingat! tidak ada amalan yang balasannya lebih besar selain di bulan Ramadan. Satu kali dalam satu tahun kita memaksa diri untuk beramal baik. Bukankah itu perkara mudah untuk dilakukan?
Bukankah memegang smartphone berjam-jam setiap hari kita sanggup?
Lantas, kenapa membaca Al-Quran 1-3 juz perhari selama bulan ramadan tidak kita masukkan ke dalam target?Â
Al-quran di dalamnya penuh hikmah bagi siapa yang mau membacanya dan memahaminya. Baca perlahan dan pahami artinya. Dengan membaca Al-quran, kita sedang memberi obat kepada tubuh.Â
Allah melipatgandakan pahala bacaan Al-Quran dan memberi keberkahan dalam setiap menit waktu kita. Belum lagi hikmah yang terkandung dalam setiap ayat yang kita lantunkan memberi ketenangan batin.Â
Banyak membaca Al-Quran juga berdampak baik bagi produktivitas. Nah, jika tidak yakin, cobalah membaca Al-Quran 30 menit dan perhatikan berapa banyak hal yang mampu kita lakukan selama 24 jam.
Jadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup. Jangan sekedar membacanya, tapi berusahalah untuk memahami artinya. Kadangkala banyak permasalahan hidup yang solusinya dengan mudah kita temui dalam Al-Quran.Â
Buatlah target berapa kali kita akan menamatkan Al-Quran selama Ramadan. Paling minim satu kali! Alangkah lebih baik jika kiyta mampu berulang kali menamatkan Al-Quran dalam 30 hari kedepan.
Apakah sulit?
Tidak! selama kita menuliskan target, kemungkinan untuk menjalankannya jauh lebih mudah. Intinya, jangan tunggu esok hari, ambil pena dan tuliskan di selembar kertas apa saja target yang kita niatkan selama Ramadan.Â
Sekali lagi, amalan yang kita prioritaskan selama Ramadan akan membawa efek baik bagi kita sendiri setelah Ramadan. Indikasi berhasilnya amalan yang kita kerjakan selama bulan Ramadan akan terlihat setelahnya.Â
Kalau kita sekedar melewati ramadan tanpa visi dan target, sungguh kita tidak ingin menjadi hamba yang lebih baik. Tidak ada yang lebih buruk dari menghabiskan waktu sia-sia tanpa makna sedangkan Allah sudah jelas memberi gambaran betapa besarnya keutamaan bulan Ramadan bagi kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H