Bulan ramadan akan segera menyapa kita, apa yang sudah kita siapkan?
Sebagai umat islam, kita harus mengetahui keutamaan bulan Ramadan agar tidak menyia-nyiakannya. Kurang dari sebulan lagi, kita akan memasuki bulan yang paling mulia dari seluruh bulan.
Keutamaan bulan Ramadan tidak bisa dibandingkan dengan bulan lainnya. Amalan dilipatgandakan, pintu ampunan dibukakan, dan segala do'a dikbulkan.Â
Jadi, sebagai muslim yang taat, sudah seharusnya kita menyambut bulan Ramadan dengan sangat spesial. Maknanya adalah, tidak sekedar menyambut Ramadan tanpa persiapan apapun.Â
Kenapa harus ada persiapan ?
Begini, diatara begitu banyak keutamaan bulan Ramadan, ada satu gambaran yang tentu saja memberi ilustrasi berkesan bagi orang-orang yang beriman.
"Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (HR Ahmad). "
Pernahkah kita membayangkan bagaimana surga dan kenikmatan di dalamnya?
Allah sudah memberikan gambaran tentang surga dalam ayat-ayat Al-Quran. Kenikmatan yang kekal dan tidak ada yang bisa menandingi, walaupun ditukar dengan kenikmatan dunia dan seisinya.
Lalu, ketika dalam sebuah riwayat nabi memberi isyarat bahwa pintu-pintu surga dibuka, apakah kita tidak bahagia dan begitu menanti bulan Ramadan yang mulia?
Oleh karena itu, mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadan adalah sebuah keniscayaan dan keharusan bagi seorang muslim. Apa saja yang bisa kita siapkan? mari kita bahas.
1. Mulai Memperbanyak Membaca Al-Quran
Amalan di bulan Ramadan dlipatgandakan oleh Allah. Membaca Al-quran di dalam bulan Ramadan bukan hanya memberi keberkahan, namun juga pahala berlipat ganda.
Nah, sudahkah kita terbiasa dengan rutin membaca Al-Quran? jika belum, mulailah sekarang. Iya, SEKARANG. Jangan tunggu esok hari.
Mulailah membiasakan diri membaca Al-Quran setiap hari sesudah shalat fardhu. Kalau kita tidak mulai dari sekarang, maka waktu kita akan terbuang sia-sia di bulan Ramadan nanti.
Setidaknya, targetkan satu (1) juz /10 halaman per hari. Apakah itu sulit? TIDAK, sama sekali tidak sulit. Asal ada kemauan dan tekad yang kuat dari hari ini. Jangan tunggu Ramadan datang baru kemudian mulai.
Membaca Al-Quran setiap hari semestinya menjadi kebiasaan seorang muslim. Rumah-rumah yang tidak terdengar suara bacaan Al-Quran menjadi markas jin.Â
Semestara rumah-rumah yang sering dilatunkan ayat-ayat suci Al-Quran memberi keberkahan dan ketentraman bagi penghuninya. Lantas, kenapa kita tidak membiasakan membaca Al-Quran setiap hari.
Ketika sudah terbiasa dan meruntinkan membaca Al-Quran, maka dengan sendirinya kita tidak lagi merasa sulit atau enggan. Ibarat makan nasi yang sudah menjadi kebutuhan dalam keseharian.
Awali dengan target, semisal satu hari tiga halaman. Ketika sudah rutin dan menikmati, tingkatkan jumlah halaman perlahan. Lihatlah perubahan dalam hidup anda, hari semakin berkah dan keluarga semakin sakinah.
Al-Quran adalah obat yang seringkali kita abaikan. Padahal, semakin sering kita membaca Al-Quran, semakin berkualitas hari-hari yang kita lalui, sebaliknya, waktu kita akan terbuang sia-sia saat jarang membaca Al-Quran.Â
2. Perbanyak Amal Kebajikan
Bulan Ramadan adalah ruang terbukanya amal shalih bagi siapapun. Siapa saja yang berbuat kebajikan dalam bulan ramadan akan mendapatkan pahala berlipat ganda.Â
Amal kebajikan tidak mudah dilakukan dikala kita tidak terbiasa. Bernakah? silahkan intropeksi diri berapa kebajikan yang mampu kita perbuat setiap hari.
Berbuat baik dengan ikhlas tanpa berharap imbalan tidaklah mudah. Seringkali, orang berbuat baik karena ada maksudh tertentu atau mengharap sesuatu. Hal ini hanya menghanguskan pahala yang sudah ada dan tidak membawa dampak positif dalam hidup.
Sebelum Ramadan datang, cobalah melatih diri melakukan kebajikan. Mulai dengan hal-hal sederhana yang belum atau jarang kita lakukan. Apa saja yang mungkin kita kerjakan?
Perbanyak senyum dan hindari marah. Itu juga amal kebajikan yang paling mudah kita lakukan. Tidak membutuhkan modal dan bisa dilakukan ke siapa saja dan kapan saja.
Mulai dari dalam rumah. Perbanyak senyum ke suami, istri, dan anak. Jika kita masih hidup dengan orang tua, tebarkan senyum kepada kedua orang tua kita dan bertutur kata yang sopan kepada keduanya.Â
Mungkin kita berpikir, ah itu kan mudah. Nyatanya, yang paling mudah dilakukan adalah yang paling sedikit dikerjakan. Betapa banyak orang yang hanya mengandalkan uang untuk berbuat kebajikan?
Sementara keluarga terbengkalai. Sebenarnya, orang yang harus didahulukan adalah keluarga sebelum berbuat baik kepada orang lain.Â
Orang tua, ayah dan ibu, lebih berhak mendapatkan amal kebajikan kita daripada orang lain. Tidak elok rasanya jika amal kebajikan dipaksakan di luar rumah, lalu keluarga mendapat percikan saja atau bahkan tidak sama sekali tersentuh amal kebajikan.
Melatih memperbanyak amal kebajikan bisa dalam bentuk apa saja. Jika kita mendapat rejeki lebih, maka perbanyak sadaqah. Apanila rejeki kita masih terbatas, cari alternatif lain.Â
Termasuk, berbagi ilmu dengan menulis hal-hal bermanfaat adalah cara memperbanyak amal kebajikan. Seorang dokter bisa menolong pasien secara gratis, seorang guru bisa mengajar murid tanpa meminta bayaran, atau seorang penulis selalu menulis tapoa menunggu K-Rewards. Oppps.Â
Intinya, sesuaikan amal kebajikan dengan kemampuan. INGAT! uang bukan standar untuk berbuat kebajikan. Ada orang yang memiliki uang milyaran, namun begitu pelit hingga meninggal tiba-tiba. Lalu, kemana hartanya pergi?
Nah, berapapun yang kita punya, sisihkan seberapa kita mampu. Yang paling penting adalah menjaga keikhlasan dan tidak pamer alias riya. Keikhlasan jauh lebih penting untuk dilatih saat berbuat kebajikan. Tidak perlu orang tahu, cukup diri kita saja.Â
Tulisan ini adalah pengingat bagi penulis sendiri yang ingin memaksimalkan bulan Ramadan.
Sudah siapkah kita menyambut bulan Ramadan yang mulia dan penuh berkah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H