Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejarah Demo Rompi Kuning (The Yellow Vest Movement)

23 Januari 2024   17:51 Diperbarui: 23 Januari 2024   18:01 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
demo rompi kuning|sumber gambar: Aljazeera.com

Dalam debat cawapres istilah demo rompi kuning diangkat ke permukaan oleh saudara Gibran. Ia mengaitkannya dengan istilah greenflation. Tidak semua orang familiar dengan istilah ini, termasuk saya sendiri. 

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud oleh saudara Gibran?

Mari kita coba bahas di tulisan ini!

Demo rompi kuning berasal dari frasa the yellow vest movement atau dalam bahasa Prancis terkenal dengan mouvement de gilets jaunes. 

Pada situ Harvard.edu, ada pembahasan menark tentang gerakan rompi kuning. Disana tertulis bahwa gerakan ini dipicu oleh gejolak politik yang dikaitkan dengan ekonomi. 

Gerakan ini baru muncul pada Oktober 2018 termotivasi oleh kenaikan harga minyak oleh pemerintah. Bukan hanya itu, biaya hidup yang semakin mahal bagi kaum menengah ke bawah juga mendorong terjaringnya masa yang lebih besar. 

Presiden Emmanuel Marcon yang saat itu menjabat diminta untuk turun dar jabatannya karena berlaku tidak adil dalam pemberlakuan pajak.

Gerakan rompi kuning juga menyebabkan memicu aksi penjarahan pada toko-toko. Protes terbesar dalam sejarah Prancis itu dimulai pada 17 November 2018. 

Kenaikan harga minyak ke angka $1.6 tidak hanya memberatkan masyarakat kelas menengah ke bawah. Presiden Macron sengaja menaikkan harga minyak dengan dalih isu perubahan iklim dan proteksi lingkungan. 

Gerakan ini menuntut keadilan pada pemerintah. Pajak condong menyusahkan rakyat kecil, sebaliknya memperkaya pengusaha. Gerakan ini berhasil mengumpulkan 300 ribu orang di jalanan Prancis. 

Saat itu, Hidalgo, wali kota Paris mengeluarkan pernyataan sebagai berikut "Once we learn the costs of this destruction, I think everyone will be stunned at how huge it will be."

Ia menekankan bahwa kerusakan dari gerakan rompi kuning sangat besar. Akibat demo besar tersebut, truk pengangkut minyak tidak bisa menyuplai minyak ke pom bensin. 

Akibatnya, mereka kehilangan 400 juta Euro dalam sekejap. 75 pom bensin kering karena pasokan minyak terhenti total. Sebuah kerugian yang tidak sedikit tentunya!

Nah, apakah ada kaitannya demo rompi kuning dengan frasa greenflation?

Greenflation pada dasarnya terdiri dari dua kata, yakni Green dan Inflation. 

"Greenflation refers to a rise in prices of raw materials and energy as a result of the green transition." [sumber: 1]

Singkatnya, greenflation adalah naiknya harga bahan dasar dan energi karena transisi ke sumber energi yang ramah lingkungan. Istilah keren lainnya adalah carbon-free technologies.

Jadi, demo rompi kuning dan greenflation adalah dua hal berbeda. Yang satunya terjadi karena rencana kenaikan harga minyak di Prancis, sementara greenflation lebih kepada kenaikan harga bahan dasar karena transisi energi. 

Mengenai pertanyaan saudara Gibran kepada Profesor Mahmud, jelas menunjukkan ketidakpahamannya akan kedua istilah ini. Esensi dari pertanyaan yang diajukan pada akhirnya mempermalukan dirinya sendiri.

Apakah Indonesia mungkin mengalami nasib yang sama seperti Prancis dengan gerakan rompi kuning? saya rasa tidak! kultur masyarakat Prancis dan Indonesia jauh berbeda. 

Kalaupun mungkin terjadi, frasa yang digunakan mungkin bukan rompi kuning. Ya kan?

Begitupula dengan greenflation, boleh jadi istilahnya menjadi lain. Transisi energi membutuhkan waktu lebih lama. Mobil-mobil listrik yang kini mulai memenuhi jalanan boleh jadi awal dari transisi energi ramah lingkungan.

Tapi perlu diingat, selama kebijakan sekedar untuk menyokong pengusaha dan memperkaya pihak tertentu, greenflation hanya sekedar jual beli istilah di media. 

Pada akhirnya, yang benar-benar green adalah mereka yang hidup di pedesaan dengan latar pepohonan yang hijau. Daerah kota akan selalu membawa kata inflation dalam mimpi. 

Begitulah kehidupan desa dan kota. Dua kata tetap tidak mudah untuk disatukan.

Sekian!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun