Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Seberapa Penting S2 dan S3? Sebuah Refleksi Menggapai Mimpi

22 Januari 2024   14:30 Diperbarui: 22 Januari 2024   16:02 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uniknya, aturan di Swedia lebih ramah keluarga. Jika suami S3, istri diberikan jatah S2 gratis dan hak fasilitas publik didapat. Seperti gratis biaya transportasi umum dan biaya melahirkan. Suami bahkan boleh cuti kuliah ketika istri melahirkan. 

Wah, asik bukan?

Saya sempat hendak kuliah di Swedia. Sayangnya, setelah diterima di dua kampus terbaik disana, saya gagal mendapatkan beasiswa dari pemerintah Swedia. Seleksinya ketat sekali dan benar-benar kredibel. 

Lantas, apakah melanjutkan kuliah S2 atau S3 adalah sebuah kebutuhan atau keharusan?  

Bagi saya pribadi, melanjutkan S2 atau S3 tanpa sebuah perencanaan dan tujuan yang tepat adalah buang-buang waktu. Kenapa? Karena realita di lapangan memang seperti itu. 

Kalau di Indonesia, orang tertarik melanjutkan S2 tidak sepenuhnya untuk mendapatkan ilmu. Dorongan utama bisa karena kebutuhan akan karir yang baik. 

Pada kenyataannya, perbedaan nilai ijazah S2 dan S3 tidaklah signifikan. Coba bandingkan tunjangan mereka yang bekerja di kantoran dengan status S2, paling beda gaji hanya ratusan ribu saja. 

Berbeda dengan mereka yang berstatus akademisi yang lebih mengandalkan ijazah untuk naik pangkat. Selain itu, akses pada dana hibah penelitian dan lainnya lebih menjanjikan. 

Jadi, para akademisi yang mentok di S2 mau tidak mau harus melanjutkan S3 untuk masa depan yang cerah. Walaupun kita melihat jumlah lulusan S3 masih belum berhasil mendongkrak kualitas mutu pendidikan.

Jika lulusan S2 dan S3 lebih banyak, apakah akan menjamin perubahan pada mutu atau kualitas pendidikan dalam negeri?

Saya tidak menjamin itu! 

Bahkan, permasalahan yang harus diluruskan adalah tujuan atau dorongan melanjutkan kuliah. Jadi, buat apa orang disuruh melanjutkan kuliah jika pada kenyataannya tidak jelas tujuan akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun