Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Isu Lingkungan dalam Lingkaran Debat Cawapres

22 Januari 2024   12:43 Diperbarui: 22 Januari 2024   13:59 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, siapa yang kemudian menikmati food estate tersebut? 

Ribuan hektar tanah yang jatahnya adalah tempat habitat binatang di hilang dalam sekejap untuk sekedar pemenuhan 'nafsu' sesaat. Isu lingkungan yang melekat pada program food estate tidaklah sesederhana yang dipikirkan orang awam. 

Masyarakat setempat merasakan langsung efek perubahan iklim. Banjir lebih mudah datang dan perubahan pada struktur tanah membawa dampak yang lebih rumit kedepannya jika tidak ditanggapi segera.

Anggaran negara yang keluar juga tidak sedikit. Artinya, butuh waktu puluhan tahun mengembalikan roh pohon-pohon yang sudah hilang, habitat hewan di dalamnya, dan yang paling penting sumber oksigen bagi manusia. 

Oleh karenanya, dalam menangani isu lingkungan dibutuhkan etika dalam setiap tindakan. Ini bukan masalah pemenuhan pangan semata, tapi sejauh mana kita menjaga alam yang sudah memberi kita makan ratusan tahun pada puluhan generasi.

Debat cawapres pada hakikatnya melupakan keadilan subtantif yang mest dijunjung tinggi. Alam sudah sewajarnya diproteksi dan digunakan dalam batas terukur dan juga terarah.

Terus merambah alam dengan pembukaan lahan tanpa blueprint yang jelas adalah tindakan penjarahan. Bagaimana mungkin manusia mampu membawa keadilan, sementara disaat yang sama terus mencabut roh alam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun