Lalu, siapa yang kemudian menikmati food estate tersebut?Â
Ribuan hektar tanah yang jatahnya adalah tempat habitat binatang di hilang dalam sekejap untuk sekedar pemenuhan 'nafsu' sesaat. Isu lingkungan yang melekat pada program food estate tidaklah sesederhana yang dipikirkan orang awam.Â
Masyarakat setempat merasakan langsung efek perubahan iklim. Banjir lebih mudah datang dan perubahan pada struktur tanah membawa dampak yang lebih rumit kedepannya jika tidak ditanggapi segera.
Anggaran negara yang keluar juga tidak sedikit. Artinya, butuh waktu puluhan tahun mengembalikan roh pohon-pohon yang sudah hilang, habitat hewan di dalamnya, dan yang paling penting sumber oksigen bagi manusia.Â
Oleh karenanya, dalam menangani isu lingkungan dibutuhkan etika dalam setiap tindakan. Ini bukan masalah pemenuhan pangan semata, tapi sejauh mana kita menjaga alam yang sudah memberi kita makan ratusan tahun pada puluhan generasi.
Debat cawapres pada hakikatnya melupakan keadilan subtantif yang mest dijunjung tinggi. Alam sudah sewajarnya diproteksi dan digunakan dalam batas terukur dan juga terarah.
Terus merambah alam dengan pembukaan lahan tanpa blueprint yang jelas adalah tindakan penjarahan. Bagaimana mungkin manusia mampu membawa keadilan, sementara disaat yang sama terus mencabut roh alam?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H