Kadangkala, orang tua ingin hadir tapi tidak memungkinkan, atau seringkali ketika orang tua hadir ke sekolah, desain aktifitas sekolah untuk melibatkan orang tua tidak efektif. Maksudnya, pendekatan sekolah untuk melibatkan orang tua haruslah secara case by case. Misalnya, orang tua yang tidak memahami dunia pendidikan diberi pemahaman terlebih dahulu baru diajak kerjasama.Â
Ekpektasi atau tujuan keterlibatan orang tua juga perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Kita semua paham bahwa latar belakang orang tua murid beragam, baik secara jenjang pendidikan atau pendapatan.Â
Oleh karenanya, desain cara, pola, atau mekanisme keterlibatan orang tua hendaknya juga tidak sama. Tidak mungkin berharap semua orang tua mau terlibat dengan mekanisme yang sama.
Sekolah terlebih dahulu harus memetakan latar belakang siswa dan orang tua serta dari mana mereka berasal. Selain itu, permasalahan dalam keluarga setidaknya mesti dianalisa untuk memberi gambaran kondisi setiap murid.Â
Masalah pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Orang tua yang tidak mau berkolaborasi belum tentu tidak mau terlibat dalam pendidikan anak mereka.Â
Dalam banyak kasus, orang tua tidak memiliki pilihan karena harus mencari uang demi pendidikan anak. Saat tiba di rumah, mereka mungkin sudah lelah seharian mencari uang.Â
Jika orang tua dituntut atau diharapkan terlibat untuk mengecek pekerjaan rumah anak mereka setelah berjibaku dengan pekerjaan di luar rumah, tentu ini sesuatu yang efektif dalam rangka melibatkan orang tua.
Pun demikian, latar belakang orang tua juga menjadi tolak ukur semana mereka sanggup terlibat membantu anak. Jika orang tua memiliki pengetahuan cukup, membantu anak mengerjakan tugas jelas jauh lebih mudah.
Bagaimana dengan orang tua yang tidak pernah mengecap pendidikan sama sekali?
Apakah lebih baik diajak berkolaborasi dengan guru untuk menghadiri rapat atau adakah mekanisme keterlibatan lain yang efektif guna memperlancar roda pendidikan anak di sekolah?
Dengan kata lain, sistem kolaborasi guru dan orang tua ada baiknya didesain berbeda dengan latar belakang orang tua murid. Jika orang tua dianggap kompeten untuk memberi pendapat, maka dihadirkan dalam rapat boleh jadi memberi masukan positif untuk guru.