Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awas! Asap Rokok Menetap Lama di Baju

18 November 2023   14:19 Diperbarui: 18 November 2023   14:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba di sebuah warung kopi, saya segera memesan segelas kopi. Tak banyak pengunjung terlihat di awal pagi. Sambil menyeruput kopi, saya menggerakkan jari untuk menulis artikel di Kompasiana.

Berada di warung kopi selama dua jam, baju kaos yang saya kenakan harus rela menyerap asap rokok dari tetangga sebelah meja. Baunya begitu menyengat hingga saya harus segera meninggalkan warung kopi sebelum artikel kedua saya selesaikan.

Kabut asap di warung kopi berbeda dengan kabut asap lain. Cuaca panas atau hujan bukan indikator tinggi rendahnya kabut asap rokok. Hisapan demi hisapan dari meja berbeda menciptakan gundukan kabut sehingga melewati satu demi satu pengunjung dimanapun mereka duduk. 

Para non-smoker alias perokok pasif harus rela menghirup sesuatu yang tidak dikehendaki. Niat awal hanya menikmati kopi sambil mengalirkan ide ke dalam beberapa tulisan, walhasil malah ketiban asap yang harus dibawa serta pulang.

Asap rokok yang menetap di baju tidak terlihat kasat mata, namun baunya sangat khas jika dicium. Bayangka jika harus pulang kemudian langsung merangkul anak di rumah tanpa sadar, bukankah mereka secara tidak langsung juga terjangkiti asap?

Begitulah gambaran tempat-tempat publik yang seringkali dianggap aman, tapi tetap mengancam paru-paru para perokok pasif atau keluarga mereka. 

"Third-hand smoke is no joke, can convey hazardous chemicals"

Beberapa studi tentang paparan asap rokok pada baju memberi gambaran akan bahaya yang mengancam jika tidak menyadari asap rokok menetap di jenis pakaian ketika berada di sekitar perokok aktif.

Bukan hanya itu, mereka yang merokok di dalam rumah menyisakan zat kimia dari kandungan asap rokok pada dinding bangunan rumah, sofa dan furnitur yang ada.

Dalam sebuah studi yang dilakukan di sebuah bioskop di Jerman membuktikan bahwa area yang dilebel Non-smoking pada kenyataannya juga memungkinkan zat kimia dari asap rokok dibawa serta di baju.

"we conclude that humans transport THS into the theater via their clothing and bodies, which represent multiple different but currently inseparable pathways. This observation is in line with what has been theorized in the past but until now had yet to be proven empirically (1, 17). Nicotine and other I/SVOCs from THS have been previously observed on surfaces, dust, and aerosol (via partitioning), but human transport of hazardous VOC concentrations into nonsmoking environments has not been shown."

Dalam penelitian ini, para pengunjung bioskop terdeteksi membawa serta zat-zat kimia dari asap rokok yang menempel di baju mereka. Dengan memakai alat yang mampu mendeteksi bau dari dalam ruangan, zat-zat kimia berbahaya ini mampu terdeteksi sesaat setelah pengunjung bioskop tiba.

Padahal, area bioskop 100% melarang pengunjung untuk merokok, namun pada kenyataannya pakaian yang dipakai pengunjung menyerap asap rokok ke dalam bioskop. 

Jadi, walaupun sebuah ruangan terlihat aman bagi non-smokers, kemungkinan terpapar asap dari baju orang lain bukanlah mustahil. Dalam skala kecil seperti rumah tangga, seorang ayah yang bukan perokok boleh jadi membawa serta asap karena menetap lama di ruangan tempat asap rokok berkibar bebas. 

Artikel yang berjudul "Human transport of thirdhand tobacco smoke: A prominent source of hazardous air pollutants into indoor nonsmoking environments", setidaknya memberi satu gambaran bagaimana zat kimia berbahaya dari rokok tidak selamanya diwarisi dari perokok langsung. [baca disini]

Orang-orang yang tidak merokok berpotensi untuk membawa serta zat kimia dalam pakaian. Lalu, dalam kondisi yang tidak disadari mereka memeluk orang-orang tersayang yang menghirup bau yang menempel di baju. 

Oleh karenanya, bagi para non-smokers yang kemungkinan menetap sebentar atau lama di ruangan dengan asap rokok maupun di luar ruangan, ada baiknya segera mengganti baju sebelum memeluk anak dan orang tersayang. 

Kadangkala, penyakit-penyakit yang tidak terlihat menetap dalam tubuh dari kebiasaan simpel karena ulah orang-orang yang tidak mengindahkan makna kesehatan.

Tidak ada salahnya mencegah dan menghindari sesuatu yang berpotensi merusak organ tubuh.Terutama bagi wanita yang sedang hamil, sebaik mungkin menghindari kawasan dimana kabut asap rokok bebas berputar-putar.

Bayi dalam kandungan juga sangat mungkin terancam oleh asap rokok walaupun sang ibu bukan perokok. Artikel yang dipublikasi pada American Pregnancy Association menyebutkan:

"Many women are exposed to second-hand smoke from friends and family members or the residue cigarettes leave behind. Second-hand smoking during pregnancy can have detrimental effects on the health of you and your baby"

Efek buruk pada calon bayi bisa berupa lahir prematur atau bahkan keguguran. Lebih mengerikan lagi, bayi bisa mengidap Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), yaitu kematian tiba-tiba saat tidur. [baca disini].

Imun tubuh pada bayi yang terpapar asap rokok terdeteksi lebih rendah. Maknanya, infeksi tertentu lebih mudah terjangkiti pada bayi-bayi yang secara tidak langsung terekspos di lingkungan berasap rokok. Baik itu disadari atau tidak sama sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun