Saya salut dengan kemandirian sang kakak. Ia mampu 'menjaga' adiknya walaupun harus rela tidak mendapat kebagian waktu bermain. Namun dari itu, rawut wajah sang kakak menunjukkan satu hal yang tidak bisa menipu, yakni KEWALAHAN.
Untungnya, si adik yang satunya lagi sangat bersahabat. Sayangnya, ia dua kali dikorbankan untuk bermain sendiri karena dianggap lebih besar. Sesuatu yang berbahaya bisa saja terjadi saat itu.
Sebagai orang tua, saya mungkin berpikir sampai tiga kali jika terpaksa meninggalkan anak bermain sendiri. Alasannya bukan hanya karena faktor keselamatan anak, tapi juga perasaan anak ketika ditinggal bermain sendirian.
Bagi sebagaian orang tua, meninggalkan anak untuk bermain sendiri atau bersama kakak adik adalah proses pembelajaran untuk melatih kemandirian. Saya sepakat untuk satu hal ini.Â
Meskipun demikian, membiarkan anak untuk bermain tanpa pengawasan orang tua pada tempat yang membahayakan tidaklah tepat.Â
Sebagai contoh, area bermain di lapangan yang luas atau di tempat-tempat yang memang membutuhkan pengawasan orang tua.
Pada kasus yang saya perhatikan kemarin, dari awal sampai anak selesai bermain tidak ada salah satu orang tua yang menemani anak-anak bermain. Jika saja ada orang yang ingin berbuat jahat, maka sesuatu yang buruk bisa terjadi pada salah satu anak.
Untuk anak yang masih berumur 1-3 tahun, malah sebaiknya tidak dilepas bermain begitu saja. Jenis permainan anak tidak semuanya aman. Kadangkala, permainan indoor yang beragam tidak semuanya cocok untuk anak-anak.Â
Sekalipun ada petugas yang berjaga di area bermain, kelalaian atau ketidaktahuan anak akan potensi bahaya bisa memicu kecelakaan ketika bermain. Oleh karenanya, alangkah lebih baik orang tua tetap mengawasi dari jarak yang tidak terlalu jauh.
Kemandirian anak akan terbentuk dengan pembiasaan secara perlahan disesuaikan dengan umur. Jadi, melepas anak untuk bermain sendiri tanpa melatihnya terlebih dahulu akan berdampak pada sisi psikologis.
Faktor kesiapan mental anak juga perlu dipertimbangkan. Tidak semua anak siap untuk bermain sendiri manakala berhadapan dengan anak-anak lain yang umurnya lebih tua. Berbeda ketika anak diawasi oleh orang tua, mereka lebih merasa aman dan tidak cemas.