Tendengar sederhana bukan? tapi para pakar kesehatan sudah lama mengingatkan tentang ini. Efek buruk pada tubuh mungkin saja tidak datang langsung, namun akumulasi dari partikel berbahaya yang masuk ke tubuh akan dengan sendirinya menyebabkan penyakit berbahaya.
Sebut saja kanker yang dulunya bukan sesuatu yang ditakutkan. Apa yang terjadi pada generasi sekarang jauh lebih sulit disembuhkan jika dibandingkan generasi 30 tahun yang lalu.Â
Pemakaian pestisida pada ragam tumbuhan juga menjadi sumber penyakit pada tubuh. Jika hanya sekedar mengkonsumsi makanan tanpa benar-benar paham fungsi organ dengan benar, maka kita hanya menumpuk sampah atau racun setiap harinya dalam tubuh.
Seorang ibu sudah seharusnya menjadi pelopor makanan sehat dalam rumah. Dengan memasak di rumah, anggota keluarga bisa terjaga dari konsumsi makanan yang tidak sehat.
Begitu juga dengan seorang ayah. Makanan dan minuman yang dibawa pulang hendaknya tidak membahayakan keluarga. Jajanan kecil bergula yang diberikan ke anak terus menerus akan menjadi kebiasaan dan memberi pemahaman yang salah tentang arti hidup sehat.
Hidup sehat itu tidak mahal. itu BENAR! tapi perlu diingat, tanpa memahami makna kesehatan, harga sehat bisa jadi mahal. Coba bayangkan berapa uang yang harus dikeluarga untuk cuci darah ketika pankreas tidak lagi bekerja aktif?
Oleh karenanya, kesadaran akan hidup sehat adalah sesuatu yang wajib diwarisi oleh setiap keluarga. Suami dan istri perlu sama-sama membangun pemamahan tentang jenis makanan yang membawa dampak baik bagi organ tubuh dan mana yang membahayakan tubuh.Â
2. Hidupkan Dapur
Saat kedua orangtua sudah membangun pemahaman dan kesadaran yang sama, maka tahap kedua adalah menghidupkan dapur lebih sering.Â
Esensi makan bersama bukan hanya sekedar duduk bersama menikmati makanan. Lebih dari itu, ada nilai-nilai berharga yang diwariskan dari kebiasaan makan bersama dalam keluarga.
Orangtua juga perlu melibatkan anak untuk sama-sama mengolah makanan. Dengan cara ini, anak akan belajar skil memasak dan secara tidak langsung mempelajari makna makanan sehat yang tidak didapatnya dari restauran cepat saji manapun.Â
Berbicara tentang skil memasak, ini tidak terfokus hanya pada anak perempuan. Anak laki-laki juga perlu mewarisi skil memegang perkakas dapur sejak kecil. Sehingga, ketika mereka besar nantinya, berada di dapur untuk memasak bukan sesuatu yang aneh lagi.Â
Bukankah banyak anak laki-laki yang merasa malu ketika harus cuci piring ? apalagi ketika harus memasak. Padahal, dalam keluarga skil memasak jelas perlu dikuasai baik anak laki-laki atau perempuan.