Jam istirahat tubuh yang sebenarnya bermanfaat untuk membantu tubuh membuang racun juga hilang. Kebiasaan tidur telat atau begadang tanpa disadari membuat kerja organ seperti liver, ginjal, pankreas semakin terganggu.Â
Alhasil, ketika benda asing seperti bakteri dan virus masuk ke tubuh, anti bodi tidak bekerja cepat seiring melemahnya fungsi organ untuk menetralisir makanan dan minuman yang "berbahaya" bagi tubuh.
Jika saja tubuh terbiasa bergerak dengan rutin berjalan atau aktivitas jogging, lari, atau segala jenis olahraga, maka kemampuan organ-organ vital tubuh jelas lebih optimal.
Orangtua dalam hal ini punya peran penting untuk membiasakan makan dan minum yang sehat dari dalam rumah. Sebaliknya, kalau orangtua sendiri terbiasa makan makanan cepat saji dan minuman bergula serta malas bergerak, maka anak akan mengikuti gaya hidup yang dicontohkan.
Itulah yang menjadi masalah terbesar hari ini. Para orangtua sangat sedikit memberi contoh dalam hal memilih makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Pemahaman tentang makanan sehat yang minim dipahami orangtua menjadi bumerang bagi pola hidup anak dewasa ini. Selain itu, banyak orangtua yang condong membawa makanan cepat saji ke dalam rumah ketimbang memasak sendiri.
Anak pada akhirnya gagal memahami bagaimana konsep dan nilai hidup sehat dari dalam rumah. Ketika mereka mulai hidup mandiri, pola hidup yang sama diteruskan dan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan orangtua?
Pada dasarnya, pola hidup sederhana dengan rajin memasak dan banyak bergerak sebaiknya diperbanyak. Orangtua terlebih dahulu mulai dengan membawa makanan sehat ke dalam rumah dan mengenalkan pada anak.Â
Dengan demikian, anak dapat mengenal jenis makanan dan minuman sehat dari kedua orang tua langsung dari dalam rumah. Kebiasaan makan di rumah juga menambah keakraban anggota keluarga.Â
Mungkin tidak semua keluarga dapat menjalankan kebiasaan makan bersama karena alasan berbeda. Faktor kerja dan kesibukan yang beragam bisa menjadi alasan utama.Â