Kenapa hal ini penting?Â
Dalam teori berbahasa, input sangat menentukan output. Artinya, jika siswa di sekolah dalam ruang kelas hanya berpatokan pada buku teks, maka apa yang mereka simpan di otak tidak seberapa.Â
Padahal, skil berbicara didukung oleh input berupa Listening atau mendengar langsung dari penutur asli (native speaker). Di banyak sekolah, latihan Listening sangat jarang dilakukan.
Lantas, bagaimana mungkin mereka bisa diajak untuk berbicara bahasa Inggris? idealnya, siswa di sekolah memperoleh input berupa Listening setidaknya lima jam per minggu.
Dengan cara ini, siswa benar-benar dapat membentuk fondasi berbahasa dari hal dasar, yaitu melatih pengucapan (pronunciation), mehamami kosakata dengan benar pada konteksnya, dan belajar tata bahasa secara alami.
Yang terjadi di sekolah, siswa sekedar menghafal kosakata tanpa memahami dalam konteks kalimat apa kata tersebut digunakan. Alhasil, mereka terkendala ketika harus merangkai kalimat.
Jika saja diarahkan untuk lebih banyak latihan mendengar, bukan hanya siswa dapat belajar pengucapan dengan benar, sekaligus memahami konteks pemakaian kosakata secara produktif.Â
Di era digital dewasa ini, siswa hanya butuh diarahkan, dipandu dan diajarkan strategi belajar bahasa secara efektif. Akses video yang berlimpah bahkan dapat memangkas waktu belajar di sekolah.
Input yang dapat diperoleh dari media online, baik itu Youtube, Podcast, atau sumber lainnya bisa dimanfaatkan siswa untuk belajar bahasa secara individu memakai waktu luang di luar waktu belajar sekolah.
Pola belajar bahasa secara tradisional yang terfokus pada Grammar sebaiknya tidak lagi dilanjutkan. Guru juga harus lebih kreatif mendesain materi berbasis input yang sesuai dengan level kemampuan siswa.
Bukan hanya itu, guru juga selayaknya memandu proses belajar dan menjelaskan strategi belajar bahasa yang benar untuk mengarahkan siswa pada kemampuan berkomunikasi dan menulis.Â