Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

El Nino, Smart Farming, dan Ketahanan Pangan

10 September 2023   14:06 Diperbarui: 11 September 2023   10:10 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun dilanda kekeringan, sesekali hujan pasti datang menyapa. Nah, alangkah baiknya jika air hujan ditampung dalam wadah besar yang memungkinkan untuk dipaka kemudian hari.

Keperluan menyiram tanaman atau membersihkan halaman rumah bisa mengandalkan air hujan yang sudah ditampung. Tentu saja ini tidak mudah dilakukan kecuali dengan kesadaran kolektif.

Campur tangan pemerintah setingkat daerah sangat diperlukan. Maknanya, pemerintah dalam skala kabupaten bisa bekerjasama dengan usaha perbengkelan untuk merancang wadah yang ditempatkan dalam tanah di lahan kosong.

Air hujan nantinya ditampung dan disimpan dalam tanah untuk dipergunakan pada kondisi kekeringan. Ahli fisika, kimia dan biologi boleh diajak untuk berpikir cara mendaur ulang air hasil penggunaan rumah tangga untuk bisa digunakan kembali.

Penggunaan bakteri atau senyawa kimia yang ramah lingkungan sangat mungkin untuk memaksimalkan produktivitas air dalam tanah. Pun demikian, pohon-pohon yang punya peran penting untuk menjaga stabilitas air dalam tanah perlu diperbanyak.

Air hujan boleh jadi masih sangat berlimpah, meskipun demikian usaha untuk menampung air harus digalakkan untuk kebutuhan masa depan.

Smart Farming

Pertanian skala rumahan juga sebaiknya dibudidayakan untuk mencukupi kebutuhan sayuran dalam lingkup keluarga. Kalau masyarakat masih sangat bergantung pada hasil pertanian untuk menghidupi keluarga, maka harga pangan jelas terus bergerak naik.

Konsumsi rumah tangga semakin hari semakin meningkat. Kalau saja ada usaha untuk bertani dari lingkungan rumah dengan pemanfaatan air lambah dapur, efek kekeringan tidak akan berdampak signifikan.

Pertanian skala besar memang membutuhkan air dalam volume besar. El nino yang sedang melanda dunia memperburuk kualitas pertanian yang menyebabkan produktivitas hasil panen berkurang.

Efeknya, harga sayur juga akan naik seiring sulitnya mendapati air untuk bercocok tanam. Harga beras hari ini adalah gambaran nyata bagaimana pertanian berkelanjutan membutuhkan usaha kolektif.

Pemerintah dalam hal ini sudah sewajarnya berpikir untuk 20-40 tahun ke depan. Lahan-lahan produktif harus dikalkulasi dan debit air juga perlu diperhitungkan. Pertanian masa depan harus berlandaskan pada konsep smart farming.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun