Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Apakah Indonesia Mampu Menjadi Negara Food Estate?

24 Agustus 2023   15:14 Diperbarui: 24 Agustus 2023   15:19 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lumbung pangan jelas penting bagi sebuah negara, apalagi dengan laju penduduk yang terus naik. Namun dari itu, konsep food estate harus mempertimbangkan letak geografis daerah, sumber air, dan juga kualitas tanah. 

Kita tidak bisa menafikan bahwa tidak semua lahan akan cocok untuk ditanami jenis tanaman bervariasi. Letak geografis dan struktur tanah sebaiknya diteliti, dikaji, dan dikalkulasi dengan sedetil mungkin.

Misalnya, kawasan mana yang lebih cocok ditanami singkong dengan kondisi tanah yang relatif cocok. Jika perlu, harus ada kajian kausalitas yang memungkinkan untuk mengetahui efek negatif pada habitat sekitar.

Kualitas Pangan

Kebutuhan pangan yang meningkat perlu disikapi dengan perencanaan matang. Memaksakan untuk membuka lahan seluas-luasnya demi ketersediaan pangan bukanlah pilihan bijak.

Faktor kualitas juga semestinya menjadi acuan dasar pada konsep food estate. Sebagai contoh, setiap pembukaan lahan sebaiknya melibatkan masyarakat yang memang memahami keadaan alam sekitar.

Jadi, bukan sekedar melihat potensi lahan dari sudut pandang sepihak, namun menitikberatkan sudut pandang sosial budaya. Dalam artian, kultur masyarakat dalam hal bertani menjadi basis awal penentuan mungkin tidaknya lahan dibuka dan ditanami jenis tanaman yang menghasilkan.

food estate | Sumber: https://www.greenpeace.org/indonesia
food estate | Sumber: https://www.greenpeace.org/indonesia

Sebelum lahan dibuka, perlu ada kajian awal dengan menanami jenis tanaman yang diproyeksi berkualitas. Sebagai contoh, tanaman jagung diujicoba pada bakal lahan dan dilihat bagaimana ketersediaan air, unsur hara tanah, dan kualitas buah dari luas lahan.

Berikutnya, analisa efek negatif yang muncul dan kalkulasi keuntungan baik dari sisi ekonomi pada taraf hidup masyarakat sekitar. Intinya, jangan sampai pembukaan lahan hanya memperkaya kaum tertentu dan meninggalkan efek jera pada kawasan sekitar lahan.

Cetak biru lumbung pangan akan lebih bijak jika dipresentasikan ke publik, baru kemudian opini masyarakat ditampung, dipilah dan dijadikan patokan kelayakan pembukaan lahan baru.

Jangan sampai, program food estate hanya terkesan menghabiskan APBN yang sejatinya lebih bermanfaat untuk pada dihabiskan kesejahteraan rakyat dalm jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun