Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Tiga Aspek Penting yang Wajib Dipahami Oleh Pelaku Bisnis

1 Agustus 2023   14:19 Diperbarui: 1 Agustus 2023   14:29 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa saja bisa memulai sebuah bisnis dengan modal keberanian, namun membangun sebuah bisnis yang mampu bertahan lama bukan perkara gampang. 

Bisnis-bisnis besar tidak dibangun dengan hanya mengandalkan modal besar di awal, melainkan pertaruhan angka dalam sebuah kalkulasi. Setidaknya, proyeksi sebuah bisnis akan bertahan lama bisa dilihat dari tiga hal di bawah ini. Mari kita bahas!

Hard System 

Pernahkah anda masuk ke KFC, McDonald's, dan Starbucks? coba perhatikan desain ruangan, simbol yang dipakai, warna, baju seragam pekerja, semuanya menyatu dan selaras.

Hard System adalah sebuah metode membangun bisnis dengan mendesain sebuah konsep yang menyatu ketika dilihat. Apa tujuannya? agar konsumen mudah mengingat sebuah produk dan mengaitkan dengan merek. 

Tata letak meja, desain ruangan dengan pemilihan warna selaras dengan logo, serta apapun yang berhubungan dengan produk dikemas sebagaimana konsep logo sebuah bisnis. 

Ketika sebuah bisnis dimulai, calon konsumen akan dengan mudah mengenali identitas produk dari logo yang simpel dan mudah diingat, termasuk pemilihan warna yang tepat. 

Meskipun demikian, aplikasi nilai logo pada ruangan tidak boleh diabaikan. Kesan yang terekam pada benak konsumen tergantung pada aspek visual, artinya sinkronisasi warna yang dipadukan dengan tata letak meja mampu meninggalkan kesan mendalam di dalam pikiran bawah sadar.

Nah, jika anda masih belum menyadari, coba ingat kembali sebuah toko yang pernah anda kunjungi tiga hari yang lalu, apa yang masih bisa anda kenali dari identitas toko tersebut?

Mampukah anda memvisualisasikan toko atau tempat yang anda kunjungi tersebut dengan mengingat warna dan jenis produk yang ada?

Apabila jawabannya belum, maka simak aspek kedua yang tak kalah penting untuk membangun sebuah bisnis. 

Information System

Pada aspek Hard Systems, poin terpenting adalah apa yang dilihat oleh konsumen dan bagaimana mereka mampu mengingat sebuah bisnis. 

Pada aspek Information System, arah sebuah bisnis harus dipetakan dengan baik. Caranya? semua aktivitas bisnis, dari jenis konsumen, jumlah transaksi, jam sibuk, karakter pelanggan, metode pelayanan, semuanya perlu dicatat.

Kenapa semua data ini perlu disimpan?

Tingkat keberhasilan dan kemajuan sebuah bisnis tidak luput dari analisa berkelanjutan. Maknanya, bisnis yang baik memiliki perhitungan yang sudah diproyeksi dari awal.

Kita ambil contoh sebuah kafe yang berfokus pada makanan dan minuman. Untuk menjaga jumlah konsumen sesuai target penjualan, apa yang bisa dilakukan pelaku bisnis?

Tentu saja hal terpenting adalah menjaga konsistensi rasa makanan dan minuman. Tanpa takaran tepat, rasa bisa berubah dalam sekejap dan pelanggan mudah saja lari ke tempat lain. 

Cara penyajian juga mempengaruhi kesan di benak konsumen. Anggaplah rasa mampu dijaga dengan baik, namun ketika pelayan terlalu lama menyajikan makanan dan minuman yang dipesan, maka apa yang tertinggal di hati pelanggan? kesal!

Oleh karenanya, Information System adalah sebuah konsep dimana cara kerja bisnis hendaknya direkam dalam satu standar yang dijalankan serentak oleh siapapun yang bekerja disana. 

Ini mengapa, bisnis yang tersistem secara franchise sudah membukukan aturan yang mesti dipatuhi sebagai standar kerja. KFC misalnya, mereka sudah mengarahkan pekerja untuk menyapa dalam kalimat yang sama dan pesanan ditangani dalam hitungan waktu tertentu. 

Adapun seorang manajer akan memakai data transaksi untuk kemudian dianalisa jenis konsumen pada jam padat dan tipe makanan yang dipesan. 

Tentunya, ini bertujuan untuk menciptakan efisiensi kerja yang produktif dengan perhitungan akurat. Ringkasnya, dalam waktu yang sudah dikalkulasi, ada keuntungan yang mampu diproyeksi.

Bisnis skala kecil kebanyakan tidak menerapkan cara ini. Akhirnya, pola bisnis hanya berputar pada cara yang sama dan modifikasi sekedarnya. 

Bagaimana cara mengenalinya? lihatlah standar pelayanan dan solusi apa yang diberikan jika terdapat masalah. Pada saat makanan yang tertera pada menu ternyata habis, apa yang kemudian ditawarkan?

Kalkulasi dan proyeksi pendapatan sebuah bisnis bisa dipetakan dengan data yang terus dikumpulkan setiap harinya. Sekilas, memang terlihat simpel dan tidak bermakna, namun data transaksi dapat menggambarkan kelemahan dan keunggulan sebuah bisnis.

Secara ringkas, Information System adalah database sebuah bisnis. Jika bisnis hanya serangkaian kegiatan berulang yang tidak dicatat dengan baik, maka seluk beluk perjalanan bisnis jelas tidak bisa dipahami dengan akurat.

Lantas, apakah bisnis mampu bertahan lama jika sudah menerapkan prinsip Hard Systems dan Information Systems? belum tentu, ada aspek ketiga yang juga tidak kalah penting, yaitu :

Soft Systems

Sebagaimana Hard Systems berfungsi untuk membangun kesadaran konsumen dengan visualisasi, Soft Systems menitikberatkan pada sinkronisasi kata yang digunakan, sehingga meninggalkan pesan yang sama.

Rekruitmen pekerja pada bisnis skala kecil seringkali tidak mengedepankan konsep Soft Systems. Makanya, banyak pekerja yang tidak mengenali cara kerja bisnis ketika memberi pelayanan dalam bentuk sebuah kalimat. 

Jika dalam sebuah Kafe terdapat 10 pekerja, apakah mereka bisa mengeluarkan ucapan yang sama searah dengan pesan visi bisnis yang dibangun? 

Nah, ketika pekerja tidak dilatih dalam satu visi tertulis yang sama, maka kemungkinan besar mereka akan menjalankan bisnis dengan prinsip asal dapat gaji. Tentu saja dalam waktu lama, ketahanan bisnis mulai melemah.

Simpelnya dipahami, 10 pekerja yang mengarahkan konsumen pada cara berbeda tidak mewakilkan prinsip bisnis. Tanpa disadari, pesan yang ditangkap konsumen juga tidak selaras dengan identitas logo pada bisnis yang dibangun.

Idealnya, kata-kata memiliki efek besar jika dipakai dengan terarah dan benar. Nama toko yang selaras dengan visi membuat perjalanan bisnis mudah diprediksi. 

Bisnis besar akan rela membayar orang untuk mendesain logo dengan tema dan warna selaras yang mudah diingat di benak konsumen. Pun demikian, mereka juga mencari kata demi kata untuk menyampaikan visi bisnis dengan gamblang.

Tanpa kata yang tepat, sebuah bisnis hanya identik dengan sebuah gedung tanpa makna. Pekerja bekerja tanpa panduan, interaksi dengan penjual berjalan tanpa kesan, dan pesan produk tidak tersampaikan dalam bahasa yang mudah dikenali. 

Soft Systems adalah kunci pembeda antara satu bisnis dengan bisnis lainnya. Ia adalah ciri khas bisnis yang tidak bisa ditiru dan dimaipulasi karena terletak pada makna sebuah kalimat. 

Jika Hard Systems memikat konsumen dari apa yang dilihat pertama kali dan Information Systems membaca karakteristik konsumen yang loyal, maka Soft Systems mampu menghadirkan suasana yang nyaman saat konsumen berinteraksi. 

Sebuah kesan dari kenyamanan memberi ruang khusus pada hati konsumen, sehingga harga bukan lagi masalah utama dan lokasi bisnis yang jauh tidak menjadi kendala bertransaksi.

Bisnis yang mampu mengintegrasikan ketiga aspek ini: Hard Systems, Information Systems, dan Soft Systems akan bertahan lebih lama dalam kondisi terpuruk sekalipun. 

Kenapa? karena mereka memiliki peta yang mengarahkan, ada angka yang selalu bisa dibaca dan ada kata yang selamanya membekas dengan penuh makna. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun