Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lari Pagi untuk Jantung yang Lebih Sehat

28 Juli 2023   10:58 Diperbarui: 28 Juli 2023   11:04 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan lari (foto dokpri)

Setelah lama tidak latihan lari, pagi tadi saya mulai kembali mencoba untuk merutinkan lari pagi. Saya memilih rute sama melewati komplek perumahan warga dan kawasan sungai dengan latar pepohonan cemara. 

Suasana sekitar sangat sepi karena masih di awal pagi. Angin di pagi hari cukup untuk memberi ketenangan saat berlari. Tidak terasa satu kilometer terlewati dan tibalah saya di samping sungai.

Udara di kawasan sungai ini sangat segar untuk dihirup, jadinya rute ini menjadi pilihan utama. Saya berlari melewati sebuah kampus yang memang terletak tepat di persimpangan jalan yang relatif jauh dari pemukiman warga.

Setelah menempuh jarak tiga kilometer, saya mulai melewati perumahan warga. Satu persatu motor dan mobil melintas, udara segar berubah seketika. 

Saat tiba di jalan utama, saya sudah menempuh jarak empat kilometer. Akhirnya, aktivitas lari saya cukupkan berhubung masih hari pertama aktif kembali setelah lama tidak latihan.

Awal tahun lalu, saya pernah mengalami cedera lutut akibat berlari melewati ambang batas kemampuan tubuh. Ya, akhirnya saya belajar dari kesalahan sebelumnya. 

Ternyata, tubuh membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu untuk membangun sebuah kemampuan. Pada awalnya, untuk berlari satu kilometer saja saya mudah lelah dan kaki terasa pegal.

Saya mencoba merutinkan lari pagi beberapa bulan yang lalu, hingga kemampuan lari mulai terbentuk. Dari awalnya hanya sanggup berlari dengan jarak 1-2 kilometer saja, kini masih pada jarak 3-6 kilometer. 

Pembiasaan lari pagi ini memang sangat banyak manfaatnya. Terlebih, sehabis berlari darah mengalir lancar dan keringat bercucuran membasahi tubuh. 

Satu hal yang sangat terasa adalah tidak mudah lelah ketika beraktivitas seharian. Selain itu, tubuh terasa ringan dan tidak mudah ngantuk. 

Manfaat lain yang sangat membantu yaitu kemampuan konsentrasi atau fokus dalam waktu yang relatif lama. Saya rasa ini cukup beralasan karena ketika darah mengalir lancar ke seluruh tubuh, otak mendapatkan suplai oksigen yang memadai.

Jantung sebagai pemompa darah tentu sangat terbantu ketika rutin berlari. Langkah kaki yang terus berpacu membuat jantung bekerja lebih cepat memompa darah ke seluaruh area tubuh. 

Bayangkan jika tubuh condong tidak bergerak, bukankah aktivitas suplai darah tidak bekerja maksimal? 

Nah, saya sudah membuktikan betapa sehatnya tubuh ketika rutin berlari. Dengan hanya lari berjarak sekitar 3-5 km, saya sudah merasakan banyak efek positif pada tubuh. 

Tentu saja ini tidak mudah dilakukan, apalagi di awal pagi rasa kantuk membuat kita malas. Walaupun terasa sulit, yang namanya kesehatan ya harus diusahakan dengan berpikir jauh kedepan.

Saya punya target untuk tetap mampu berlari di umur 80 tahun, ya tentunya jika masih diberikan amanah umur panjang oleh Allah. Oleh karena itu, saya memaksakan diri untuk lari pagi, walaupun masih sulit untuk konsiten.

Untuk membentuk kemampuan lari 5 km, setidaknya butuh latihan 1-2 bulan konsisten berlari seminggu 3-4 kali. Saya masih tergolong pelari dengan level paling bawah. 

Sekarang saya masih berpacu untuk masuk ke tahap dua, yaitu 5-10 km. Normalnya, ketika sudah mampu berlari tanpa jeda di jarak 5 km, maka langkah selanjutnya adalah menjaga ritme lari lebih cepat namun tetap menjaga kestabilan tubuh.

Jika teman-teman ingin sehat dengan cara murah, cara paling efektif ya mencoba untuk lari pagi. Modalnya cukup paksakan tubuh bangun lebih awal di pagi hari dan memacu langkah demi langkah sampai terbiasa. 

Tapi perlu diingat, jika baru memulai, jangan terlalu dipaksakan. Larilah sesanggupnya sampai tubuh membangun kemampuan yang stabil. Bagaimana cara mengetahui? cukup dirasakan dengan mengukur tingkat kelelahan berlari pada jarak tertentu.

Satu lagi, jangan terlalu berambisi untuk menempuh jarak yang belum dikuasai tubuh. Artinya, mulai dengan jarak 1-2 km terlebih dahulu. Usahakan untuk berjalan selama 5 menit, lalu berlari dengan pola 3:2, 3 menit berjalan dan 2 menit berlari. 

Sebelum tubuh sanggup berlari non-stop pada jarak 1-2 km, cukup memakai pola jalan dan lari bergantian. Setidaknya, butuh 1 bulan untuk membiasakan tubuh hingga mampu meempuh jarak 1-2 km tanpa jeda. 

Intinya, jangan memaksa tubuh jika tidak ingin cedera lutut. Lakukan perlahan, tahap demi tahap, sampai tubuh terbiasa dan aktivitas lari terasa nyaman. Jangan lupa untuk mengkonsumsi makanan sehat jika ingin tubuh kembali sehat sesudah berlari.

Buah paling murah untuk dikonsumsi dan gampah didapat adalah pisang. Agar stamina terjaga dan kondisi tubuh cepat pulih, cukup makan telur kampung dalam kondisi direbus setengah matang. 

Selamat mencoba!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun