Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Waktu Anak Terisi Kegiatan Produktif? Yuk, Simak di Sini!

3 Juli 2023   11:42 Diperbarui: 3 Juli 2023   21:45 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa libur sekolah memang menjadi momen yang paling diharapkan. Namun, jika momen liburan sekolah tidak direncanakan untuk kegiatan produktif, maka banyak waktu terbuang sia-sia. 

Orang tua perlu menyiasati masa liburan sekolah anak dengan cermat. Misalnya, catat kapan libur anak dimulai dan buatlah agenda bersama menyesuaikan waktu ayah dan ibu.

Dengan terlebih dahulu mencatat durasi libur, orang tua lebih mudah untuk mengatur dan membagi waktu. Jadi, antara ayah dan ibu saling bekerjasama untuk menyisihkan waktu.

Kegiatan Outdoor

Seringnya, masa libur sekolah anak dihabiskan untuk menonton televisi dan mengakses smartphone. Bayangkan jika anak terus menerus menghabiskan waktu dengan kegiatan menonton, bukankah sangat tidak produktif?

Makanya, agendakan kegiatan di luar rumah (outdoor) agar anak terbiasa untuk aktif bergerak. Kegiatan outdoor tidak harus mesti mewah. Contoh sederhana: berkebun bersama, berkemah, liburan ke kawasan pegunungan atau pantai.

Agar lebih produktif, kegiatan outdoor perlu direncanakan dengan baik. Tujuannya adalah untuk membagi waktu sesuai jenis kegiatan yang ingin dilakukan dan target yang diinginkan.

Dalam kegiatan berkebun, orang tua bisa mengenalkan jenis tanah, pupuk alami, proses penyemaian bibit, dll. Anak-anak akan mengenal tanaman dan diharapkan memahami proses sebab akibat.

Cara seperti ini bisa menghadirkan dua manfaat. Pertama, anak aktif belajar dengan mengenal tahapan untuk melatih kesabaran. Kedua, ketajamam berpikir juga terasah ketika mempraktekkan hal baru.

Setelah orang tua memberikan contoh dengan mempraktekkan langsung, biarkan anak untuk mencobanya langsung dengan cara mereka. Saat selesai, cobalah tanyakan kembali proses yang sudah mereka lakukan dan dengarkan penjelasan anak dengan seksama.

Tanpa kita sadari, anak secara tidak langsung belajar menghargai proses dan melatih kemampuan berpikir aktif dan menjelaskan. Skil komunikasi akan terbentuk dan percaya diri anak juga berkembang.

Meskipun demikian, ada baiknya untuk memberi pilihan kegiatan yang diminati anak. Setiap anak pasti memiliki ketertarikan berbeda, sehingga memberikan opsi pada mereka jauh lebih efektif.

Sesuai umur anak dengan aktifitas yang ingin diagendakan. Ringkasnya, buat tujuan yang jelas dari kegiatan yang direncanakan. Jika perlu, libatkan anak untuk berdiskusi tentang rencana kegiatan outdoor yang hendak dipilih.

Berikan 2-3 opsi dan jelaskan target dari setiap kegiatan. Ketika anak mengerti akan apa yang akan dilakukan, mereka juga nantinya belajar untuk menghargai waktu. 

Cara ini juga mengajarkan arti disiplin pada anak dengan rentan usia berbeda. Maknanya, walaupun anak sedang dalam masa liburan, mereka tidak seharusnya menyia-nyiakan waktu dengan berleha-leha tanpa kegiatan berarti.

Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak adalah kunci untuk mengajarkan disiplin waktu. Baik ayah atau ibu sebelumnya perlu menyepakati kegiatan, target dan tujuan dari kegiatan yang dipilih.

Begitu pula dengan anak, 2-3 hari sebelum liburan dimulai, ajak anak untuk berdiskusi dan merembuk kegiatan apa yang mungkin dilakukan. 

Latih Anak untuk Menulis

Apapun kegiatan yang telah disepakati bersama akan lebih baik dicatat dalam sebuah buku kecil. Nah, ajarkan anak untuk membangun kebiasaan mencatat apapun yang mereka lakukan.

Tentu saja, hal ini berlaku bagi anak yang sudah mampu menulis. Selain bermanfaat untuk melatih tanggung jawab, anak dapat belajar untuk menuliskan catatan harian yang nantinya menjadi buku liburan keluarga.

Daripada kegiatan outdoor hanya berakhir dalam cepretan foto semata, siapkan notebook kecil untuk anak agar mereka terlatih membahasakan kegiatan secara tertulis.

Bukankah skil menulis perlu dibentuk sedari kecil? sehingga, saat usia remaja anak sudah terbiasa untuk membuat laporan kegiatan atau menulis jurnal harian. 

Di akhir pekan, sampaikan kepada anak agar buku catatan diberikan kepada ayah atau ibu. Lalu, sempatkan untuk membaca dan menganalisa sejauh mana anak sudah mampu mengekspresikan diri dalam bentuk tulisan.

Beri masukan tentang tulisan mereka dan hargai usaha mereka dalam bentuk apresiasi. Simpelnya, ajak anak untuk makan bersama sesekali sebagai penghargaan akan kemajuan menulis mereka.

Kebiasaan yang baik seperti ini mengajarkan hal positif bagi anak. Ya, anak boleh jadi belajar arti disiplin dan refleksi akan seberapa banyak waktu yang terbuang jika tidak direncanakan.

Artinya, sejak kecil orang tua bisa membiasakan anak untuk merencanakan kegiatan dan merefleksi kembali akan waktu yang sudah dihabiskan. Tanamkan makna produktif dari manfaat sebuah kegiatan.

Ajarkan konsep berpikir kritis akan pemanfaatan waktu dimulai dari usia 3 tahun. Beri pemahaman dalam bahasa yang mudah dicerna anak menyesuaikan umur dan kemampuan berpikir.

Semakin anak mudah memahami makna sebab-akibat, maka orang tua lebih gampang mengajarkan konsekuensi dari setiap aktivitas yang dilakukan anak, baik sadar atau tidak.

Nantinya, anak dapat menyeleksi mana kegiatan yang dianggap berguna dan mana yang sejatinya membuang waktu tanpa makna. Tanpa panduan orang tua, anak sulit membangun kebiasaan positif.

Oleh karenanya, merencanakan kegiatan selama liburan bukan hanya sebagai seremonial saja. Orang tua, terlebih seorang ayah, haruslah berpikir jauh kedepan untuk membiasakan anak menghargai waktu sebelum mereka terlelap dalam kelalaian.

[Masykur]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun