Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Jualan Online, Lebih Untung lewat Media Sosial atau Marketplace?

27 Juni 2023   13:13 Diperbarui: 28 Juni 2023   08:05 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jualan online. (Dok freepik.com)

Berbicara keuntungan, ada beberapa faktor yang mendominasi. Kemudahan untuk memasarkan produk terbuka lebar di era digital. Tak terkecuali, peran media sosial dan marketplace jelas mempercepat terjualnya sebuah produk.

Jika secara offline penjual harus memiliki toko untuk berjualan, jualan online boleh dikatakan lebih simpel. Dengan modal barang dagangan yang hendak dijual, target konsumen bisa dijangkau lebih cepat dengan media media sosial atau marketplace. 

Dalam istilah bahasa Indonesia, marketplace disebut lokapasar. Ya, frasa ini terbilang baru dan belum dikenal luas. Saya akan coba menggunakan istilah marketplace dan lokapasar secara bergantian.

Keunggulan Media Sosial

Dengan jangkauan pasar tanpa batas (borderless), media sosial mampu menjembatani penjual dan calon pembeli tanpa sekat. Facebook, Instagram (IG), TikTok, WhatsApp merupakan beberapa diantaranya.

Satu keunggulan yang tak dapat dipungkiri adalah akses cepat dan murah. Bahkan, seseorang bisa menggunakan media sosial secara gratis untuk memasarkan produk dimanapun dan kapanpun. 

Tentu saja, yang namanya gratis ada batasan. Kalau ingin menjangkau target konsumen secara tepat, fitur iklan atau sponsor bisa digunakan dengan sistem berbayar.

Fitur pada WhatsApp juga sangat memungkinkan untuk mengiklankan produk atau jasa dengan jangkauan lebih luas. Selain itu, penjual dapat memaksimalkan deskripsi produk dan menambah informasi lain agar calon konsumen memahami produk atau jasa yang dijual.

Berbeda dengan fitur reel pada Instagram atau short pada YouTube. Keduanya mengandalkan algoritma untuk menjaring penonton lebih banyak. Artinya, kreativitas penjual dalam membuat video singkat cukup penting.

Setiap jenis media sosial memiliki sisi positif tersendiri. Tanpa pengetahuan maksimal, penjual mungkin saja lebih sulit mengjangkau target konsumen yang sesuai.

Beberapa tahun lalu, saya pernah mencoba menggunakan iklan berbayar via IG untuk menjangkau konsumen dalam wilayah yang ditargetkan. Nah, saya mencoba untuk membatasi target umur, wilayah, dan biaya iklan.

Dari percobaan ini, saya mempelajari bahwa target pasar dan media iklan yang dipakai sangat berpengaruh untuk menjaring konsumen secara cepat dan tepat.

Ibarat memancing, jika jenis ikan, tempat, dan umpan tidak dikenali dengan baik, maka akan lebih sulit mendapatkan ikan yang diinginkan. 

Intinya, seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk memasang iklan akan tidak maksimal jika poster atau video tentang produk tidak menarik minat konsumen.

Jadi, alokasi biaya iklan yang besar belum tentu secara pasti menjamin jumlah konsumen yang besar. Dengan kata lain, pemahaman cara beriklan, teknik pengemasan dan pemasaran produk juga perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum beriklan.

Walau secara kasatmata media sosial menawarkan manfaat, penjual sebaiknya mempelajari kelebihan setiap jenis media sosial lebih mendalam dan menyiasati cara beiklan sesuai keunggulan masing-masing.

Keunggulan Marketplace

Kehadiran marketplace pada kenyataannya mempermudah penjual. Peran marketplace sama seperti sebuah toko. Penjual meletakkan produk disana dan konsumen tinggal memilihnya.

Meskipun demikian, peran toko fisik dan online tentu saja sedikit berbeda dalam konteks jangkauan konsumen. Misalnya, sebuah produk yang diletakkan dalam toko fisik hanya mampu menjangkau konsumen yang mampir di sana.

Namun, lewat lokapasar, target konsumen mudah untuk dipetakan. Siapa saja yang ingin mencari produk tertentu dapat melihat-lihat produk yang dipasarkan secara daring (online).

Jumlah konsumen yang berkunjung ke toko online dengan mediasi lokapasar boleh jadi lebih besar. Konsumen bisa berasal dari mana saja selama terhubung dengan akun lokapasar.

Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak masuk dalam daftar lokapasar ternama. Ada ribuan penjual berada di dalamnya dan ratusan jenis produk terpampang.

Keuntungan lokapasar adalah kemudahan meletakkan jenis produk dengan deskripsi, harga, dan sistem pembayaran yang sudah terintegrasi. Ini bermakna, penjual tidak perlu repot memikirkan ruang penempatan produk dan mekanisme pembayaran.

Secara tidak langsung, biaya sewa toko dapat dipangkas dan koleksi barang yang dijual jauh lebih banyak dengan media lokapasar. Akan tetapi, ada beberapa elemen pendukung yang harus dipahami.

Marketplace memang idealnya mempercepat dan mempermudah penjual untuk memasarkan produk tanpa perlu ribet. Sama seperti media sosial, foto produk dan deskripsi produk juga tidak boleh diabaikan begitu saja.

Kenapa? Walaupun produk bagus secara kualitas, calon konsumen akan lari ke toko lain jika produk yang dipasarkan tidak menarik. Bukankah hal ini sama seperti toko fisik yang mengabaikan tata letak barang dan kebersihan toko?

Faktor lain seperti keramahan dan kecepatan membalas pesan tidak kalah penting. Calon pembeli dari marketplace sangat mudah untuk lari ke toko lain jika penjual tidak ramah atau terlalu lambat merespon pertanyaan.

Kalau toko fisik mengharuskan pembeli untuk berpindah ke toko lain lebih lama karena harus mencari dan melihat bergantikan, mengecek produk via lokapasar tidak demikian.

Calon pembeli dengan gampang membandingkan harga, jenis, dan detil sebuah produk di beberapa toko daring dalam waktu singkat. Jika saja penjual tidak ramah, pilihan dari toko lain terjangkau dalam hitungan menit.

Saya pribadi kerap membandingkan sebuah produk yang ingin dibeli dengan melihat perbedaan harga di beberapa toko. Kemudian, saya akan menentukan detil produk, biaya pengiriman, dan yang tak kalah penting yaitu ulasan dari konsumen.

Secara jujur, sebagai pembeli yang tidak ingin dirugikan, saya sangat mempertimbangkan kategori toko. Apakah bintang 3,4 atau 5. Semakin tinggi levelnya, semakin menjamin kualitas produknya.

Ringkasnya, saya menilai tiga hal: kategori bintang, ulasan positif dari konsumen dan jenis produk. Jika produk yang saya inginkan sesuai dengan target harga dan terbukti dengan ulasan positif dari banyak konsumen, maka perbedaan harga kirim yang tidak terlalu signifikan bukan penghalang untuk membeli barang tersebut.

Namun, jika penjual tidak ramah dan lama merespon, saya lebih memilih untuk mencari alternatif toko lain yang lebih ramah dan murah. Penjual yang ramah dan mampu menjamin produk yang dijual akan menemukan konsumen yang loyal.

Kesimpulan 

Menjual produk atau jasa lewat media sosial dan marketplace pada hakikatnya sama-sama menguntungkan. Hal terpenting adalah memahami teknik dan strategi berjualan di kedua tempat ini (platform).

Jualan online tetap saja nihil jika tidak mampu menguasai segmen pasar yang akurat. Pemanfaatan fitur yang tersedia jelas sangat penting bagi penjual. 

Apapun media jual, faktor pelayanan tetap saja menduduki urutan pertama. Mau jualan di toko atau jualan online, cara berkomunikasi dengan konsumen perlu dipahami jauh lebih dini.

Terlepas dari keunikan produk atau jaminan yang diberikan, testimoni dari banyak komsumen didapat dengan cara komunikasi yang baik saat transaksi produk terjadi.

Oleh karenanya, raihlah kepercayaan konsumen dengan pelayanan yang ramah dan kualitas produk yang terjamin. Bangun loyalitas dalam kualitas dan totalitas.

[Masykur]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun