Kenapa ini seakan seperti dibiarkan? bukankah mereka seharusnya dididik untuk taat berlalu lintas dan tidak menyalahi aturan berlalu lintas di usia yang masih relatif muda.
Jika tata tertib berlalu lintas masuk ke ranah pendidikan, pemahaman tentang lalu lintas setidaknya sudah duluan masuk ke otak para remaja. Ketika waktunya nanti, silahkan berikan ujian yang layak tentang teori berlalu lintas.
Ujian Teori tidak perlu dilaksanakan oleh kepolisian
Untuk mengetahui pemahaman tentang teori berlalu lintas, alangkah baiknya jika ujian teori dibagi kedalam dua tahap. Tahap pertama, calon pelamar SIM bisa mengikuti ujian via online dengan akun dari kepolisian. Tahap kedua, ujian teori dilaksanakan oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan kepolisian.
Kenapa harus dua tahap?Â
Begini, menurut hemat saya, pemahaman berlalu lintas dikuasai tidak dalam rentan waktu yang sedikit. Artinya, seseorang harus dengan sebaik-baiknya memahami teori berlalu lintas tanpa menghafal jawaban.Â
Jadi, ujian tahap awal cukup untuk membiasakan calon pelamar SIM untuk mengetahui soal-soal. Disini, sertakan modul ujian berbentuk PDF yang bisa diakses dengan mengunduh gratis. ingat ya, GRATISSSSS!Â
Kemudian, berikan jarak antara tahap satu dan dua sekitar 2-3 minggu. Dengan jeda yang cukup, calon pelamar SIM hendaknya sudah mampu menguasai bahan ujian berupa teori dasar, seperti: rambu lalu lintas, lajur jalan, etika berkendaraan dan perlengkapan berkendaraan.Â
Ketika sudah merasa siap, calon pelamar SIM bisa langsung mendaftar untuk mengikuti ujian teori tahap dua. Nah, ujian tahap selanjutnya akan lebih bijak jika diadakan oleh pihak yang selain kepolisian.
Kenapa? karena untuk menghindari adanya peran calo yang mencari selah untuk menawarkan jasa jalan pintas. Misalnya, ujian teori ini dilaksanakan oleh tim psikolog dan pembuat kurikulum tata cara berlalu lintas.
Ujian hendaknya dibagi kedalam dua sesi: ujian pertama melalui layar komputer dalam ruangan. Kemudian, sesi kedua adalah wawancara yang diadakan oleh tim psikolog.
Kedua ujian ini penting untuk dipertimbangkan. Calon penerima SIM harus layak secara pemahaman lalu lintas dan secara psikologis siap untuk menjadi pengendara yang baik. Kalau dengan ujian teori saja, siapa yang bisa menjamin kepribadian calon pengendara di jalanan?