Jadi, selain faktor izin mengemudi, tata tertib kendaraan juga berpengaruh secara tidak langsung. Boleh dikatakan, secara umum tata tertib lalu lintas di Indonesia belum masuk katagori ideal. Banyaknya pengendara yang belum mematuhi lalu lintas memberi dampak buruk pada laka lantas.Â
Semua kita memahami bahwa dalam tahapan tes kelayakan penerbitan SIM, ada beberapa proses yang harus dilalui. Termasuk di dalamnya memahami rambu lalu lintas dengan ujian teori dan kemampuan mengendarai motor atau mobil melalui praktik uji coba.
Pada kenyataannya, tidak semua orang yang kemudian mendapatkan SIM boleh dikategorikan pengemudi yang baik. Alasannya beragam, ada yang lulus karena sekadar menghafal jawaban, ada juga yang pakai jalan pintas. Akibatnya, fungsi SIM di lapangan hanyalah sebagai alat untuk bisa memacu kendaraan di jalan.Â
Padahal, jika proses penyaringan sebelum diterbitkan SIM dilakukan dengan sebenar-benarnya, maka seharusnya mereka yang sudah lulus seleksi mampu menunjukkan keandalan mengemudi di jalanan.
Namun, realita di lapangan tidak demikian adanya. Banyak pengemudi yang jauh dari kata "pantas" menggunakan kendaraan. Buruknya lagi, ada yang bahkan tidak taat lalu lintas dengan sengaja. Rambu-rambu lalu lintas hanya sebatas pajangan yang ditaati pada kondisi tertentu saja.
Alhasil, laka lantas sering memakan korban yang tidak sewajarnya terjadi. Misalnya, mereka yang sudah patuh berkendaraan bisa dengan mudah menjadi korban orang-orang yang tidak menghargai tata tertib berlalu lintas.Â
Lantas, Apa Urgensi SIM Seumur Hidup?
Jika tujuan SIM seumur hidup untuk mempermudah proses, tidakkah ini bermakna jumlah korban laka lantas akan meningkat tajam kedepannya?
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, ada 17.2 juta mobil penumpang pada tahun 2022. Sementara itu, data dari Kepolisian Indonesia mencatat 126 juta kepemilikan sepeda motor di Indonesia pada tahun yang sama.
Dengan kemudahan membeli motor dan mobil saat ini, jumlah calon pengendara akan terus meningkat per tahunnya. kalau pola penerbitan SIM dipermudah, maka kemungkinan trafik lalu lintas semakin padat dan berimplikasi pada peningkatan laka lantas.
Lalu, siapa yang kemudian diuntungkan dengan kebijakan SIM seumur hidup?
Bisa jadi, para remaja di usia sekolah merasa diuntungkan dengan mudahnya akses SIM. Disisi lain, polusi kendaraan pribadi malah memperparah keadaan. Udara segar dengan cepat dicemari asap kendaraan dan efek global warning akan semakin melebar.