"Empat ratus dirham", Jawab imam Syafi'i cepat.
Perampok kembali bertanya, "Dimana kamu simpan uang itu?"
Imam Syafi'i pun mengeluarkan uang tersebut dan menyerahkan pada pemimpin kawanan perampok disana. Dengan heran, si pemimpim menatap imam Syafi'i sambil menuangkan uang ke pangkuannya.
"Kenapa kamu jujur kepadaku ketika tadi aku bertanya kepadamu, padahal kamu mengetahui bahwa uangmu akan hilang?" lanjut perampok pada imam Syafi'i.
Imam Syafi'i berujar, "Saya jujur kepadamu karena saya telah berjanji kepada ibuku untuk tidak berdusta kepada siapa pun."
Seketika itu, tangan perampok berhenti mempermainkan uamg dan hatinya tergetar karena Allah. Lalu, ia berkata kepada iman Syafi'i, "Ambillah uangmu, kamu takut untuk menghianati janjimu pada ibumu, sedangkan aku tidak takut untuk berkhianat kepada janji Allah SWT."
Pemimpin perampok pun bertaubat, begitupula para bawahannya yang berada di sekitar. Sesampainya ke kota Madinah, imam Syafi'i menyerahkan surat walikota Makah kepada walikota Madinah.
Saat walikota Madinah menyerahkan surat kepada imam Malik, dengan firasat yang tajam beliau berujar pada imam Syafi'i "wahai Muhammad, bertakwalah kepada Allah dan jauhilah kemaksiatan, karena di kemudian hari akan terjadi padamu urusan yang agung."
Di antara kehebatan hafalan imam Syafi'i adalah, beliau mampu menghafal apa saja yang dilihatnya sehingga ia menutupi lembaran bagian kiri dengan ujung lengan bajunya supaya tulisan yang terdapat di bagian tersebut tidak terhafal lebih dahulu sebelum bagian kanan.
Adakah orang dengan kecerdasan seperti imam Syafi'i?
Bahkan, di majlis pengajian imam Malik, ketika dijelaskan 40 hadits terlihat im,am Syafi'i sedang mempermainkan tikar dengan air liurnya di atas telapak tangan.Â