Bukan tanpa maksud, perbaikan jalan di akhir waktu menunjukkan kualitas pejabat yang sebenarnya.
Secara logika, dengan ilmu yang memadai dan jaringan luas, seorang pejabat provinsi dapat bekerja lebih cerdas dan berkualitas.Â
Sayang beribu sayang, kunjungan seorang presiden malah secara tidak langsung menampakkan konsep berpikir yang buruk.
Makanya, kadangkala masyarakat dengan solusi kreatif berswadaya memperbaiki jalan seadanya, dengan sumbangan pasir, batu, semen, dll.Â
Bahkan, ada pihak tertentu yang bernyali untuk memperbaiki jalan dengan dan pribadi. Masalah niat, itu urusan mereka dan tuhan.Â
Masyarakat bukan hanya geram dengan kerja pejabat. Kualitas jalan yang buruk memperparah status ekonomi masyarakat kelas bawah. Perjalanan yang singkat berubah menjadi pengalaman buruk.Â
Mereka yang bergantung pada akses jalan khususnya untuk berjualan, mengantar anak sekolah, berobat, malah menerima trauma fisik setiap hari dari pengalaman di jalan dengan kondisi buruk.Â
Jika sudah begini, apakah harus mengundang bapak presiden lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H