Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kesalahan yang Jarang Disadari saat Merekrut Pekerja

3 Mei 2023   17:57 Diperbarui: 9 Mei 2023   17:15 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seleksi pekerja.| sumber: freepik.com

Dalam konsep membangun bisnis, mekanisme perekrutan pekerja tidak sepatutnya dispelekan. Pelaku bisnis yang baru memulai bisnis perlu memahami standar seleksi pekerja yang benar sesuai visi dan misi bisnis yang dibangun.

Secara normal, kita melihat bahwa proses seleksi pekerja didasari pada dua hal: seleksi adm dan wawancara. Tidak ada yang salah dengan mekanisme ini, namun seringnya tipe pekerja yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasi.

Pekerja yang berhasil disaring pada tahap administrasi bisa saja dianggap layak karena faktor latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Pada tahap wawancara, kepribadian calon pelamar kerja bisa diobservasi dari jawaban yang diberikan. 

Meskipun demikian, ada satu hal yang luput dari perhatian, yaitu menjelaskan ide tentang konsep bisnis yang diterapkan oleh pemilik usaha, perusahaan atau kantor. 

Kenapa ini penting untuk dilakukan?

Untuk menjaring calon pekerja yang ideal, penting untuk menjelaskan secara mendetil tentang sistem kerja yang dianut oleh sebuah perusahaan pada tahap awal seleksi.

Visi dan misi perusahaan harus dipaparkan dengan seksama pada calon pekerja. Pada tahap selanjutnya, calon pekerja bisa dimintai pendapat tentang konsep yang sudah dipaparkan dengan gamblang.

Disana akan terlihat bukan hanya kepribadian pelamar kerja, namun juga tujuan melamar kerja. Tiga proses yang harus dilalui guna membangun bisnis yang bertahan lama adalah :"hiring people, developing people, and keeping people"

Ya, tahap pertama sangatlah penting. Proses menyaring pelamar kerja tidak seharusnya dianggap remeh dan terfokus pada latar belakang pendidikan semata. Banyak bisnis yag hancur akibat pekerja yang tidak sejalan dengan visi perusahaan. 

Proses hiring people hendaknya diawali dengan asas membangun hubungan relasi yang baik. Betapa banyak para pekerja yang tidak merasa dimanusiakan saat berkeja. Akhirnya, resign menjadi jalan keluar. Bukankah ini merugikan kedua belah pihak?

Jadi, strategi terbaik menyaringcalon pekerja yaitu dengan menjelaskan visi dan misi perusahaan, lalu mengajak diskusi santai dan berikutnya tinggal menganalisa respon pelamar. 

Jika respon pelamar kerja searah dengan visi dna misi perusahaan, ini menjadi pertanda awal bahwa kandidat yang diinginkan bisa bertahan lama dan mudah diajak bekerja dalam tim. 

Dalam membangun bisnis, tiga aspek yang wajib dimengerti adalah Management, people, systems. Ketiga hal ini saling terkait satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan. 

Perusahaan atau kantor tidak bisa berjalan tanpa manajemen yang baik, manajemen juga tidak berguna tanpa kehadiran orang di dalamnya. Manajemen juga hendaknya dibangun dengan sistem yang terarah dan memudahkan. 

Ketika perusahaan berhasil menyeleksi calon pekerja, proses selanjutnya adalah melatih mereka untuk lebih terampil (developing people) baru kemudian aset yang sudah ada dijaga dengan baik (keeping people).

Ada banyak perusahaan yang mudah saja menyeleksi pekerja baru, tapi pada kenyataannya mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk melatih calon pekerja agar mampu bekerja sesuai kebutuhan perusahaan. 

Buruknya, tidak sedikit perusahaan yang gagal menjaga pekerjanya dengan alasan yang terkadang tidak masuk akal. Dalih keuangan menjadi pendorong pemecatan sepihak. 

Padahal, jika saja perusahaan menyeleksi calon pekerja yang cocok sesuai visi dan misi perusahaan, pekerja hanya perlu diberi pelatihan berkelanjutan dan dijadikan aset jangka panjang.

Satu kata untuk mendeskripsikan tipikal pekerja handal berpusat pada "caring". Artinya, saat menyeleksi calon pekerja, utamakan aspek peduli (care) pada siapapun yang melamar. 

Lebih mudah dimengerti, jangan memperlakukan calon pekerja hanya sebagai 'sapi perah' perusahaan yang harus diseleksi untuk siap diperah demi tujuan profit semata. 

Menyeleksi calon pekerja yang handal harus dimulai dengan proses seleksi yang menghargai siapapun dan memberi kesempatan pada mereka untuk memahami tujuan perekrutan tanpa diskriminasi.

Faktor umur, jenis kelamin, penampilan juga sebaiknya tidak menjadi mesin seleksi awal yang membuang kesempatan karir bagi calon kandidat berbobot.  

Ringkasnya, pekerjaan dengan konteks ketrampilan bekerja tidak selayaknya diseleksi dengan kalimat "berpenampilan menarik". Kemampuan bekerja bukan berpatok pada wajah yang cantik atau ganteng, kecuali mereka ditujukan untuk pemanfaat perusahaan secara tersembunyi. 

Semoga bermanfaat!

[Masykur]

Sumber bacaan :The E-Myth Revisited: Why Most Small Businesses Don't Work and What to Do About It
Michael E. Gerber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun