Suatu hari, Mawar melihat Melati sedang menyirami tanaman sambil menggendong anak yang paling kecil.
"sudah kukatakan dulu jangan berhenti bekerja, kamu sih keras kepala" ujar Mawar pada Melati dengan suara keras.
Melati hanya tersenyum dan tidak membalas.
"hidupmu gak akan berubah kalau cuma di rumah jagain anak" lanjut Melati sambil menuju ke mobil dengan wajah mencemoohkan kehidupan mawar.Â
Tetap saja, Melati tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia bahkan tersenyum lebar ke arah Mawar yang sudah masuk ke mobil mewahnya.
Ya, begitulah sikap Mawar pada Melati. Di pikiran Mawar, hidup Melati sangat tidak menyenangkan. Tidak pernah terpikirkan oleh Mawar untuk menikah dan merawat anak menggunakan daster.Â
Setiap malam Mawar menghabiskan waktu paling kurang 2 jam di klub malam dengan laki-laki yang ia jumpai disana. Beberapa kali ia terlihat berpelukan dengan laki-laki berbeda.Â
Lahir dengan identitas islam tidak membuatnya taat beragama. Gaya pakaiannya kebarat-baratan, mengikuti tren yang ia gemari. Ia tidak perduli jika tetangga mengadakan doa bersama sebulan sekali.
Agar terlihat cantik dan modis, Mawar sengaja tidak berjilbab. Nasehat demi nasehat yang disampaikan Melati juga hanya dianggapnya lelucon dari seorang perempuan yang dianggapnya gagal berkarir.
Mawar terlelap dalam gaya hidup barat yang diimpikannya. Bahkan, pernah tersebar isu bahwa Mawar melakukan aborsi secara diam-diam dari hasil hubungan gelap di klub malam.Â
Tetap saja, Mawar tak perduli dan terkesan acuh pada beberapa teman muslim yang mengingatkannya untuk tidak terlalu hidup bebas. Gaji puluhan juta membuatnya bebas untuk hidup sesuai keinginannya.