Di sudut kota nan megah, hiduplah dua orang yang saling bertetangga. Sebut saja nama mereka Mawar dan Melati. Mawar adalah seorang wanita karir, sedangkan Melati hanya ibu rumah tangga.Â
Rumah mawar terlihat lebih mewah dilengkapi dengan furnitur ala Eropa. Sebagai manajer di sebuah perusahaan asing, Mawar dapat membeli apa saja yang diinginkannya.
Nasib berbeda dialami Melati, ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga dan meninggalkan posisi pada perusahaan tempat Mawar bekerja.Â
Sejatinya, posisi Melati satu tingkat diatas Mawar sebelum ia memutuskan untuk berhenti. Sayangnya, keputusan Melati sudah bulat. Ia sudah bukan lagi wanita dengan ambisi karir yang berapi-api layaknya Mawar.
Suami Melati hanya seorang guru dengan gaji yang cukup membiayai dua orang anak mereka. Walaupun demikian, hidup mereka selalu terlihat bahagia dan rajin membagi masakan ke tetangga.
Mawar kerap menertawakan pilihan hidup Melati yang dianggapnya aneh. Lucunya lagi, Mawar kerap bergosip pada rekan kerjanya mengenai keputusan Melati yang berhenti kerja saat menikah.
Walau hidup bertetangga, Mawar enggan menyapa Melati dan lebih memilih untuk menikmati hidup glamor. Bukan hanya itu, ke tetangga yang lainnya juga ia jarang berbaur.Â
Selain sibuk bekerja, Mawar juga rajin mengunjungi klub malam untuk menghibur kesendiriannya. Di umur yang sudah mapan untuk menikah, ia sama sekali tidak berkeinginan untuk membangun rumah tangga.Â
Katanya, karir lebih penting bagi seorang wanita agar hidupnya terjamin. Setidaknya, begitulah prinsip hidup yang dipegang Mawar sejak pertama kali bekerja di perusahaan asing.
Apalagi dengan posisi seorang manajer, ia semakin terobsesi untuk mencapai level jabatan diatasnya. Bulan berlanjut dan tahun berganti, Mawar tetap kukuh pada pendiriannya.