Raka berdiri di bagian depan mobil, sementara Zaki mengontrol dari belakang. Reza mulai menjalankan mobil secara perlahan mengikuti instruksi Raka.
Tak berselang lama, terdengar suara "tuuuuuummmm". Seperti batu besar jatuh ke bawah jembatan. Anehnya, tidak terlihat ada batu besar di sekitar jembatan.
Bulu kuduk Reza mulai berdiri. Lampu mobil terlihat meredup, pertanda sesuatu yang buruk mengarah pada mereka.Â
"Sudah kukatakan sebaiknya tidak usah kesini" Ali bersuara pelan sambil gemetaran. Ia seperti membaca firasat yang tidak baik.
Raka dan Zaki membuka pintu mobil dan segera masuk tanpa diminta. Mereka saling bertatap muka dan terdiam sejenak.Â
"Aku merasakan sesuatu yang aneh", Zaki menimpali denga cepat. "sama, ada aroma bau tepat di bagian belakang mobil", sahut Raka sambil menutupi hidungnya.
"kita tak mungkin lama disini, ayuk kita coba lagi", balas reza mengarahkan mata ke Zaki dan Raka.
Tok....tok.....tok...... suara ketukan di kaca mobil. Tok ... tok.... tokkkk. suara berpindah ke arah lain seketika. Ali mulai beristighfar sambil menarik kain sarung menutupi seluruh tubuh.Â
"buka saja jendelanya" Raka memberanikan diri. "jangggggggggaaaaaaan", Ali kembali bersuara.
Suara tadi mulai hilang, lampu mobil semakin meredup dan tiba-tiba tercium wangi bunga yang mustahil ada di hutan.
"sudah, aku saja yang buka" raka menakan tombol di pintu mobil. Seketika itu wajah seorang gadis muncul dari balik kaca.