Bagi orang shaleh, menu berbuka bukanlah hal penting, kenikmatan berpuasa mereka dapat dari menghindari diri dari segala macam maksiat apapun itu.Â
Puasa Orang Terkhusus
Untuk tingkatan paling atas ini levelnya sangat sulit. Kenapa? karena puasanya golongan ini bukan hanya menjaga lapar dan dahaga, menghindari maksiat, namun juga menjaga hati agar selaku terpaut dengan Allah.Â
Tidak sama seperti dua tingkatan sebelumnya, puasanya orang terkhusus lebih mengedepankan pada mengingat Allah dimana pun. Mereka, tidak terikat hati dengan dunia dan lebih memilih untuk selalu berzikir (mengingat) kepada Allah dalam keadaan apapun.
Sangat sedikit orang yang mampu bergerak pada level ini. Biasanya, mereka yang berhasil meraih tingkatan puasa pada level ini memiliki hati yang bersih dan pastinya mempunyai ilmu tentang cara berpuasa dengan benar, baik secara lahiriyah atau bathiniah.Â
Ya, kita mungkin bisa mengukur diri sudah pada level yang mana saat ini. Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Apakah masih sekedar berpuasa untuk menahan lapar, atau sudah pada tingkat kedua.
Alangkah lebih bijaksana jika kita setidaknya mencoba untuk masuk pada level kedua, yaitu membangun kebiasaan puasa dengan menjaga segala anggota tubuh dari perbuatan yang dapat menghilangkan pahala puasa.Â
Pahala puasa bisa saja hilang jika kita tidak memahami mana perbedaan antara yang membatalkan puasa dan yang menghilangkan puasa.Â
Saya masih teringat pesan khatib di atas mimbar tadi bahwa puasanya orang awam lebih mudah menghilangkan kadar pahala karena kurangnya ilmu tentang berpuasa.Â
Diantara yang bisa menghilangkan pahala puasa adalah, bergosip, melihat aurat lawan jenis, berasumsi buruk pada orang lain, dan juga berbuat dhalim dengan berkata-kata yang menyakitkan hati orang lain.
Semoga saja kita tidak masuk kedalamnya dan berusaha untuk untuk naik tingkatan menjadi golongan orang yang puasanya diterima oleh Allah, sekurang-kurangnya level puasanya orang khusus.Â
[Masykur]Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H