Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Memahami Konsep Proactive untuk Membangun Bisnis yang Kuat

20 Maret 2023   15:23 Diperbarui: 22 Maret 2023   11:04 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hakikatnya, pembeli atau pelanggan punya hak untuk memprotes produk yang dibeli, baik karena faktor kecacatan atau kerusakan yang memang muncul dari produk yang dibeli. 

Kemampuan menangani pembeli atau pelanggan secara proactive inilah yang akan membuat perbedaan besar dalam sebuah bisnis. Selain itu, keberlangsungan sebuah bisnis sangat tergantung pada pelayanan pada pembeli.

Makanya, bisnis yang bersikap defensive lambat laun akan jatuh dan lenyap. Ciri-cirinya mudah dikenali, misalnya mereka tidak mau menerima komplain pembeli atau pelanggan dan hanya ingin mengeruk dompet mereka. 

Disisi lain, bisnis tipe defensive kerapkali melebih-lebihkan keunggulan produk dan menjatuhkan produk lainnya. Padahal, ketika ditanyakan lebih rinci, mereka tidak memiliki jawaban pasti akan kelemahan produknya. 

Oleh karenanya, membangun sebuah bisnis yang baik haruslah secara proactive dan menghindari cara defensive. Raih pelanggan dengan menciptakan produk yang buka hanya dibutuhkan pembeli namun juga terjamin secara mutu. 

Ini juga berlaku pada produk berupa jasa. Jasa privat misalnya, tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan mengajar yang baik, tapi juga membangun kedekatan emosional yang baik dengan pelanggan itu tak kalah penting. 

Bersikap proactive pada siswa tentang kemungkinan kesulitan belajar lebih awal akan membangun kepercayaan lebih dini. Ketimbang mengiklankan keunggulan untuk mengajarkan siswa dalam beberapa pertemuan dan dijamin pandai.

Ya, membangun bisnis bukan hanya perkara keunggulan produk, namun bagaimana kesan yang diterima pelanggan dari sebuah produk. Kesan ini lebih bertahan lama dalam benak pelanggan ketimbang produk itu sendiri. 

Semoga bermanfaat!

[Masykur]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun