Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Matematika dan Angka, Peran Guru dalam Memberi Kesan dan Pesan Positif bagi Siswa

15 Februari 2023   13:29 Diperbarui: 15 Februari 2023   13:44 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksudnya, mereka sangat paham teori, namun ketika menjelaskan terlalu berbelit. Akhirnya, hal yang mudah malah menjadi sulit. Nah, inilah penyebab utama kenapa banyak murid yang tidak menyukai pelajaran tertentu. 

Bukan karena mereka tidak mampu, namun lebih karena guru memberi kesan sulit pada pelajaran yang ajarkan. Ya, salah satunya adalah pelajaran matematika. 

Sebenarnya, pelajaran yang berhubungan dengan angka akan mengasikkan jika diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Tentu saja bukan dengan pola menghafal rumus dan menyelesaikan soal semata. Itu yang sering terjadi di dalam ruang kelas. 

Jika dulu pola mengajar mengarah pada teacher centered, sekarang sudah menjurus pada student centered. Bedanya yaitu, guru masa dahulu berdiri di depan memberi ceramah, kini kesempatan berbicara porsinya lebih besar ke siswa.

Akan tetapi, tidak semua guru mampu mengalokasikan waktu dengan baik. Ada yang masih terpaku pada model ceramah, sehingga murid menjadi pendengar yang budiman. 

Coba bayangkan jika pelajaran Matematika disajikan denga pola teacher centered, apakah kesan mudah pada angka akan tertancap di benak siswa? sulit sekali!

Memahami angka dan cara kerjanya harus dengan banyak mencoba. Jika guru hanya memindahkan angka dari buku ke papan tulis, maka siswa tidak membentuk kemampuan analitik. 

Artinya, jikapun siswa mampu menjawab soal, kemampuan yang dibentuk lebih kepada mengikuti pola. Untuk siswa tingkat sekolah dasar pastinya tidak masalah, tapi pada siswa sekolah menengah, mereka harus sudah mampu menganalisa.

Apa konsekuensi yang harus ditaggung oleh siswa nantinya?

Merujuk pada pengalaman pribadi saat menyelesaikan S2 berbasis penelitian, saya terkendala pada mata kuliah statistik. Ya, ini yang saya alami ketika harus menyelesaikan thesis yang mengharuskan analisa mendalam. 

Saya mau tidak mau harus paham tentang fungsi angka dan cara menafsirkan angka pada konteks berbeda. Disini, bukan hanya perkara memahami penjumlahan, namun bagaimana cara menganalisa dan menginterpretasikan angka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun