Saat ini begitu banyak beasiswa untuk belajar di luar negeri, sayangkan kesempatan emas ini tidak bisa diambil oleh semua orang. Banyak siswa dan mahasiswa yang tidak bisa kuliah ke luar negeri hanya karena skor TOEFL minim.
Sungguh sangat disayangkan!
Di tulisan ini saya akan membahas tiga manfaat belajar TOEFL dimulai sejak SMA. Apa tujuan saya menuliskan ini? hanya satu, agar banyak siswa di SMA yang bisa terbuka pikiran untuk mulai belajar bahasa Inggris lebih giat.
Kesempatan Kuliah Gratis
Banyak negara yang menyediakan beasiswa langsung untuk melanjutkan S1 ke kampus-kampus dengan kualitas top. Beasiswa ini dikelola oleh pemerintah negara setempat.
Kenapa banyak siswa yang jarang mencobanya? pertama, akses informasi yang tidak berhasil dijangkau oleh siswa SMA. Penyebabnya, siswa tidak terbiasa mandiri mencari info beasisiwa dari google dan hanya sedikit guru yang punya inisiatif mengenalkan beasiswa ke luar negeri pada siswa.
Alasan kedua, kebanyakan siswa menghabiskan waktu pada media sosial dan jarang terpikir untuk medalami tentang kesempatan meraih beasiswa di luar negeri untuk strata satu (S-1).
Baca juga:Â Mempersiapkan Diri Belajar TOEFL Sejak Awal Kuliah
Padahal, kalau boleh jujur, ada berbagai jenis alternatif beasiswa yang bisa dicoba. Tentu saja ada syaratnya, salah satunya ya TOEFL atau IELTS.
Kalau pun ada siswa yang punya potensi melanjutkan kuliah di luar negeri, mereka akan terhenti pada tahap TOEFL. Kenapa bisa demikian? satu yang pasti, mereka tidak mempersiapkan diri dari awal.
Ya, memang kesalahan tidak seutuhya pada siswa. Guru juga punya peran penting untuk mengalirkan informasi dan membimbing siswa untuk lebih open minded.Â
Ambil contoh kecil saja, ada banyak beasiswa ke Malaysia atau negara tetangga terdekat sperti Singapur, Thailand, Taiwan, Jepang. Caranya? aktif mencari tahu lewat Google dan mempelajari syaratnya dari kelas 1 SMA, bukan ketika hendak tamat.
Mengambil Jurusan yang tidak Ada di Dalam Negeri
Saya teringat dua tahun yang lalu saat membimbing seorang siswa SMA yang sedang mempersiapkan IELTS. Ketika saya tanyakan mau kuliah jurusan apa, ia lancar menjawab "Aero space engineering" di Inggris.
Alhamdulillah, ia berhasil tembus ke salah satu kampus terbaik di negeri ratu Elizabeth. Tentu saja dengan usaha maksimal dengan setiap hari kursus IELTS. Contoh seperti ini hanya satu orang dari total 200 siswa, rasionya kecil sekali.
Satu hal yang saya amati, peran orang tua sangat krusial untuk membuka wawasan anak agar tahu kemana arah tujuan kuliah. Yang jelas bukan ikut-ikutan kawan atau senior.Â
Siswa yang saya ceritakan ini bapaknya adalah profesor di kampus ternama, jelas saja pikirannya lebih terbuka karena peran orang tua membuka wawasa anak.
Contoh kedua, ada dua siswa SMA yang dulunya juga lebih awal mempersiapkan TOEFL di lembaga bahasa tempat saya aktif mengajar.Â
Kedua siswa ini kemudian lulus untuk kuliah di Singapura. Ada peran orang tua dibelakang mereka yang mendorong anak untuk kursus bahasa Inggris sejak masih duduk di bangku SMA.
Sedangkan siswa seusia mereka lainnya masih terlelap dengan smartphone, mengunggah foto dan video yang hanya menyita waktu berharga mereka.
Beberapa jurusan top yang menjurus ke keahlian spesifik membutuhkan mahasiswa asing di negara-negara maju seperti Jerman, Jepang, Inggris, dan lainnya.
Masalahnya, siswa SMA di Indonesia banyak yang tidak siap untuk kuliah ke luar negeri setelah tamat SMA. Selain kekhawatiran orang tua karena tak ada biaya, mereka sebenarnya belum berani mencoba hal baru.
Baca juga:Â Musim Beasiswa Tiba, Yuk Pelajari Caranya agar Lolos!
Jika saja mereka tahu dan mempersiapkan diri dari awal, orang tua tidak lagi perlu mengeluarkan uang kuliah. Kuncinya ya lewat TOEFL dan IELTS. Harus mau aktif mencari tahu dan menyempatkan diri belajar bahasa Inggris selama tiga tahun.
Mendalami bidang Penelitian terbaru
Saat ini banyak sekali inovasi baru bersebab Artificial Intelligence (AI). Hal ini disebabkan hasil penelitian para mahasiswa di kampus-kampus top luar negeri. Mereka dibiayai oleh perusahaan untuk menghasilkan penemuan mutakhir.
Di Belanda misalnya, penelitian tentang Linguistic sangat gencar dilakukan guna menerapkan efektifitas kemmapuan bahasa pada robot dan berbagai macam jenis gadget.
Penelitian terbaru terus terbuka pada berbagai jurusan. Tak asing lagi, kini ada yang namanya cross discipline. Artinya, seseorang bisa mengambil satu jurusan lalu pada saat yang sama mengambil beberapa mata kuliah pada jurusan lain.
Dengan cara seperti ini, banyak penelitian baru muncul karena penggabungan dua sampai tiga bidang ilmu. Makanya, jenis penelitian di luar negeri lebih beragam dan bisa saling disilangkan.
Nah, jika siswa SMA sudah cukup nilai TOEFL atau IELTS, mereka bisa mencari tahu kemana bakatnya dan memilih jurusan di luar negeri yang jarang diambil orang.
Baca juga:Â Dua Kesalahan Paling Sering Terjadi Saat Belajar Bahasa Inggris
Apa manfaatnya? mereka bisa menjadi ahli pada bidang tertentu dengan mendalami ilmu sambil melakukan penelitian bersama peneliti handal di bidang itu.
Kesempatan ini tidak bisa didapat di Indonesia. Pertama, fasilitas laboratorium yang belum ada. Kedua, masih sangat sedikit ahli yang memiliki kapasitas keilmuan di bidang tertentu ini.
Oleh karena itu, dengan kesempatan emas kuliah di luar negeri tanpa harus mengeluarkan biaya. Banyak potensi anak didik yang bisa dikembangkan untuk menghasilkan penelitian yang bisa dimanfaatkan di dalam negeri.
Kesimpulannya, jangan menunggu sampai tamat SMA baru belajar bahasa Inggris. Jika masih di kelas satu SMA, mulailah mencari tahu informasi beasiswa dari luar negeri.Â
Segera belajar bahasa Inggris dengan tekun. Pelajari TOEFL lebih awal agar siap bertempur ketika beasiswa dibuka. Jangan takut mencoba hal baru dan tinggalkan media sosial yang menyita waktu.
Bagi orang tua, bimbinglah anak agar bisa terbuka wawasan sejak  masuk SMA.
Jangan menunggu sekolah menempelkan info di papan mading. Aktiflah mencari dan bertanya pada mereka yang lebih mengetahui. Jika perlu, perbanyak mencari tahu informasi tentang seminar beasiswa atau bergabung pada grup beasiswa di media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H