WFO juga banyak membantu warga kurang mampu yang berjualan di kantin kantor demi menghidupi keluarga. Belum lagi ada nilai transaksi uang kecil dari para pekerja dengan para penjaja makanan.
Bagi sebagian orang ini tentunya hal kecil, toh tidak banyak merubah keadaan. Namun, tidak bagi mereka yang memang membutuhkan para pekerja kantoran untuk membawa pulang sesuap nasib bagi anak di rumah. Kecil nilainya, tapi besar manfaatnya.
Saya teringat kepada seorang warga Australia yang kebetulan saat itu saya membantu penelitian S3 nya. Kebetulan ia meneliti tentang bagaimana nilai pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia.
Bahkan, tradisi orang berkumpul saat pesta perkawinan memiliki nilai keakraban dan juga transfer informasi yang tidak didapat dari pola acara pesta perkawinan saat ini.
Semua bertrasnformasi mengikuti kecanggihan teknologi. Segala sesuatu bisa menjadi mudah, tapi banyak yang lenyap dari sebuah peradaban, khususnya nilai budaya yang kian terkikis.Â
Aplikasi seperti Zoom boleh saja mampu menghubungkan ragam jiwa manusia dari seluruh dunia, tapi kedekatan secara emosional tetap membutuhkan tatap muka dan tegur sapa.
WFH dan WFO memiliki kelebihan yang tidak bisa disamakan satu sama lain. Mudah tidak selamanya baik, begitu pula susah yang tidak selamanya buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H