Otak sejatinya berkembang setiap saat input baru masuk. Hal ini sulit terjadi ketika seseorang sangat bergantung pada smartphone. Contoh kecil, multitasking ternyata hanya ilusi belaka.
Tidak ada yang namanya multitasking. Bahkan, hasil penelitian menujukkan fungsi otak menurun saat seseorang melakukan dua atau tiga sekaligus.
Kenapa ini bisa terjadi? saat seseorang berpindah dari satu aktifitas ke aktifitas lain, fokus otak melemah.Â
Multitasking can interfere with working memory, cause students to do worse in school, and could possibly even create potentially long-term memory problems.
Ada bagian otak yang disebut hippocampus berperan untuk menyimpan informasi yang masuk. Idealnya, untuk berkembang dengan baik, bagian otak ini harus mendapatkan stimulasi secara alamiah, bukan dengan smartphone.
Kevin Paul Madore, seorang ilmuan otak di Stanford University menjelaskan bahwa ada dua hal yang akan mencederai otak saat seseorang melakukan dua atau tiga pekerjaan sekaligus.
Pertama, dari segi keakuratan. Semakin sering melakukan dua hal bersamaan, maka konsekuensinya adalah kehilangan kemampuan untuk melakukan sesuatu secara akurat.
Kedua, merujuk pada kecepatan kerja. Orang yang mudah berpindah dari satu hal ke hal lain akan kehilangan kemampuan untuk bekerja cepat.
Baik keakuratan dan kecepatan dalam melakukan sesuatu sangat berdampak serius bagi siapapun. Sayangnya, ketika kita sering membuka halaman baru (new tab) saat browsing atau buka WA sambil sesekali nonton Youtube, sinyal yang masuk ke otak terganggu.
Untuk bekerja secara normal, ada beberapa bagian otak yang saling terhubung, khusunya pada bagian yang melibatkan fokus dan kognitif.
Dengan melakukan multitasking, sebenarnya fokus otak melemah dan kecepatan berkurang. Jika dilakukan terlalu sering, maka ada bagian otak yang harus menanggung akibatnya.