Terlihat jelas ketinggian badan kapal 3.4 meter. Ini baru bagian bawah kapal saja, ada bagian atas yang masih bisa dinaiki yang kini dijadikan tempat edukasi bagi pengunjung.Â
Dari beberapa korban selamat saya mendapati berbagai macam cerita tentang betapa dahsyatnya gelombang tsunami saat itu. Warna air sangat hitam pekat dan beberapa korban yang tanpa sengaja meminum air harus dioperasi agar nyawanya bisa diselamatkan.
Sumber tsunami dari dasar laut membuat warna air sangat pekat dan air terasa panas. Banyak korban yang tenggelam terserat arus terpaksa meminum air beberapa kali, ada sebagian yang terhempas ke bangunan dan berhasil menyelamatkan diri ke atap bangunan yang lebih tinggi.
Gelombang tsunami tidak datang satu kali, ada setidaknya dua gelombang lain yang datang silih berganti. Sebagian saksi hidup yang tenggelam dalam air mengutarakan betapa kuatnya hempasan dan tarikan air dikala itu.
Karena video tsunami yang berhasil menjangkau negara asing, banyak bantuan yang datang beberapa hari setelah kejadian. Akses jalan yang terputus menyebabkan bala bantuan terhenti di beberapa titik perjalanan.
Helikopter dan pesawat dari luar negeri diijinkan mendarat di Bandara domestik Iskandar Muda tanpa harus melalui pusat. Beberapa helikopter bahkan langsung mendarat di tempat kejadian untuk memberi bantuan pada korban yang saat itu kelaparan.
Kejadian tsunami 26 desember 2004 setidaknya meninggalkan trauma tersendiri bagi para korban. Lebih dari 230 ribu nyawa meninggal saat kejadian, sementara ada ribuan jasad yang tidak berhasil diketemukan.Â
18 tahun sudah berlalu, ada kenangan yang masih kuat menyapa. Beberapa bangunan masih berdiri tegap menjadi saksi bisu tsunami 2004, termasuk kapal PLTD Apung. Para korban yang selamat kini sudah memulai hidup baru dan mencoba melupakan trauma masa lalu.
Setiap tahunnya, pemerintah Aceh selalu memperingati hari tsunami dengan do'a bersama untuk para korban. Adapun mereka yang selamat dari kejadian akan selalu merekam kuat kejadian ini untuk dikisahkan pada generasi selanjutnya.
Masykur